kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

AIIB: Investor lebih butuh kepastian kebijakan ketimbang finansial


Selasa, 26 November 2019 / 15:21 WIB
AIIB: Investor lebih butuh kepastian kebijakan ketimbang finansial
ILUSTRASI. AIIB The Asian Infrastructure Investment Bank


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Jin Liquin memuji situasi makroekonomi yang terbilang stabil di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

Jin menilai, kebijakan moneter maupun fiskal yang dijalankan pemerintah saat ini cukup resilien terhadap berbagai potensi gejolak perekonomian global yang rentan. 

“Sejumlah negara Asia Timur dan Tenggara kelihatannya sudah belajar dari pengalaman krisis finansial 1998 lalu sehingga sekarang stabilitas makroekonomi mengalami perbaikan,” tutur Jin dalam  Pertemuan Financial Times-Asian Infrastructure Investment Bank (FT-AIIB) 2019, Selasa (26/11). 

Meski begitu, negara berkembang termasuk Indonesia masih menghadapi tantangan sulit yaitu menyeimbangkan kestabilan makroekonomi sekaligus mendorong momentum pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang pesat. 

Baca Juga: Sri Mulyani jelaskan alasan pemerintah gencar permudah investasi

Jin menilai bukan hal mudah untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. 

Dalam konteks Indonesia, Jin memahami bahwa selain konsumsi, kebutuhan sumber pertumbuhan Indonesia berasal dari investasi. 

Jin berpendapat, kunci utama menarik investor swasta ke Indonesia ialah dengan menyediakan kepastian, baik kepastian kebijakan maupun kepastian peraturan. 

“Hal yang dibenci investor sektor swasta adalah ketidakpastian. Sebaliknya, untuk memobilisasi investasi swasta, pemerintah harus membuat kebijakan dan peraturan yang terprediksi,” ujar Jin di hadapan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga hadir dalam pertemuan tersebut. 

Jin mengingatkan, kebijakan dan peraturan yang diciptakan pemerintah mestinya bertujuan untuk memastikan iklim usaha dan investasi stabil dan bebas dari berbagai kendala. 

Sayang, yang terjadi di lapangan justru sebaliknya, kebijakan dan peraturan pemerintah lebih sering mempersulit bahkan mematikan iklim usaha. 

Padahal, Jin mengatakan, kerap kali investor swasta menyadari bahwa imbal hasil yang bakal didapatkan dari investasinya tak begitu tinggi. Namun, selama ada kepastian, minat investasi tetap akan ada. 

Baca Juga: AIIB menawarkan pinjaman Rp 3,77 triliun untuk infrastruktur Mandalika

“Bagi investor swasta, kepastian dalam hal kebijakan seringnya lebih penting daripada kepastian finansial. Sektor swasta pasti siap berinvestasi pada proyek-proyek infrastruktur jangka panjang di Indonesia selama pemerintah bisa berikan kepastian kebijakan dan peraturan yang dibutuhkan,” tandas Jin. 

AIIB merupakan bank pembangunan multilateral berbasis di China yang kerap memberikan pembiayaan untuk pembangunan infrastruktur di kawasan Asia-Pasifik. 

Berdasarkan data statistik Bank Indonesia, pinjaman multilateral yang diberikan AIIB ke Indonesia sampai dengan September 2019 mencapai US$ 117 juta, meningkat dari posisi pinjaman pada akhir tahun 2018 yang hanya US$ 74 juta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×