kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,74   0,31   0.03%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ahli geologi ingatkan ancaman banjir dan longsor


Kamis, 21 Februari 2013 / 21:54 WIB
Ahli geologi ingatkan ancaman banjir dan longsor
ILUSTRASI. Cocok untuk Kulit Sensitif, 5 Manfaat Minyak Biji Anggur untuk Wajah


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia  (IAGI), Rovicky Dwi Putrohari mengatakan ancaman banjir dan longsor masih terus mengancam di Indonesia. Karena itu, Rovicky mengingatkan masyarakat yang berada di daerah rawan bencana untuk waspada dan berhati-hati.

"Perbedaan prakiraan hujan bulanan dari BMKG bulan Januari lalu menunjukkan bahwa curah hujan yang diperkirakan jauh di atas yang terukur, ini diartikan sebagai ancaman banjir dan longsor di Indonesia semakin besar dari yang diperkirakan dan dimodelkan sebelumnya," ujar Rovicky dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Kamis (21/2).

Menurut Rovicky, perlu dilakukan evaluasi ulang terhadap prakiraan hujan serta banjir yang kemungkinan mengancam lebih besar pada daerah-daerah yang selama ini berpotensi terjadi longsoran dan banjir. Terutama di daerah-daerah yang sebelumnya menjadi pusat bencana. Termasuk di antaranya daerah sekitar gunung api yang tahun sebelumnya aktif menumpuk material yang masih belum terbatukan. Juga daerah-daerah yang sebelumnya tergetarkan oleh gempa dan menimbulkan keretakan pada tanah.  Ia bilang material ini pasti rawan tererosi dan terangkut menjadi lahar dingin atau longsor.

Di dalam evaluasi singkat banjir Jakarta dan sekitarnya yang dilakukan oleh tim ahli dari IAGI, menyebutkan bahwa jebolnya tanggul merupakan salah satu penyebab yang memperlihatkan kurangnya pengawasan dan perawatan terhadap bangunan-bangunan air. Ini mengingatkan Rovicky pada kasus jebolnya bending Situ Gintung di Jakarta beberapa tahun lalu.

Team ahli dari IAGI juga telah melihat adanya ancaman pada Waduk Penjalin, Jawa Tengah, yang merupakan bendungan lama yang dibangun zaman Belanda pada tahun 1930. Bendung waduk ini terletak di atas patahan yang menurut Rovicky sangat rawan kebocoran yang mungkin saja memicu keruntuhan bendungan ini. Rovicky mengatakan, tim IAGI menyarankan untuk terus dikontrol dan diawasi bendungan-bendungan yang memiliki konstruksi lama serta konstruksi sederhana. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×