kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

ADB:700 juta orang di Asia Pasifik hidup kelaparan


Kamis, 24 April 2014 / 11:03 WIB
ADB:700 juta orang di Asia Pasifik hidup kelaparan
ILUSTRASI. 7 Skin Default Minecraft Terbaru Sudah Bisa Dipakai, Tersedia di versi 1.19.50


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bank Pembangunan Asia (ADB) menyatakan, kelaparan masih menjadi tantangan besar di kawasan Asia Pasifik. Lebih dari 700 juta orang hidup dalam kondisi kelaparan dengan penghasilan 1,25 dollar AS per hari.

ADB melaporkan pada dasarnya Asia Pasifik dapat memangkas tingkat kelaparan pada tahun 2025. Namun, target tersebut tak mudah dicapai. Ambang batas kelaparan mencapai 1,25 dollar AS tersebut dinilai terlalu rendah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Lebih dari 1,6 miliar orang hidup dengan penghasilan kurang dari 2 dollar AS per hari dan sangat rentan terhadap risiko kehilangan mata pencaharian, masalah kesehatan, resesi yang berkepanjangan, inflasi, gagal panen, dan bahaya lingkungan. Ketidaksetaraan antar negara di kawasan juga semakin meningkat.

Pada saat bersamaan, mayoritas dari 45 negara berkembang anggota ADB telah masuk kategori negara berpendapatan menengah. Semua kecuali dua dari mereka diperkirakan akan mencapai status berpenghasilan menengah pada tahun 2020.

"Tantangan bagi ADB adalah untuk membantu negara-negara berkembang anggota ADB memberantas kemiskinan yang masih ada, mendukung inklusivitas yang lebih besar untuk mengatasi kesenjangan, dan menjadi lebih relevan dan efektif di negara-negara berpenghasilan menengah," kata Presiden ADB Takehiko Nakao dalam pernyataan resmi, Kamis (24/4/2014).

ADB, kata Nakao, akan tetap fokus pada pengembangan infrastruktur. Ini karena infrastruktur memainkan peran penting dalam mengurangi angka kelaparan dan mendorong pertumbuhan inklusif.

ADB juga akan menggandakan investasi pada sektor kesehatan dan pendidikan. Investasi di kedua sektor itu diyakini memungkinkan akses dan kesempatan yang lebih baik untuk semua. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×