Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
Menurutnya komitmen pemerintah untuk mengadopsi teknologi baru juga akan meningkatkan kemampuan manufaktur dan membawa peningkatan daya saing dalam jangka menengah.
Adapun, ADB memprediksi inflasi pada tahun depan di level 3,3%, lebih tebal daripada proyeksi pemerintah di level 3,1%. Sementara, untuk Inflasi inti diperkirakan akan tetap terjaga dan harga pangan juga tidak berubah.
Namun, investasi dan pertumbuhan ekonomi yang mulai melaju diperkirakan akan menyebabkan defisit transaksi berjalan melebar ke 2,9% terhadap Produk Domestic Bruto (PDB) pada 2020.
Baca Juga: Pembiayaan utang 2020 lebih rendah, Kemenkeu siapkan strategi
“Sektor jasa diperkirakan akan menjaga pertumbuhan tetap tinggi, didorong oleh populasi kaum muda yang terus melaju sehingga meningkatkan penggunaan jasa online,” kata Emma.
ADB mencatat sampai tahun 2020 risiko eksternal terhadap proyeksi perekonomian Indonesia di antaranya adalah ketegangan perdagangan global dan melemahnya momentum perdagangan, yang harus terus diawasi.
Melemahnya investasi juga perlu menjadi perhatian dan Indonesia harus tetap melanjutkan langkah-langkah reformasi guna mendiversifikasi perekonomiannya dan bersiap meraih peluang terkait perubahan rantai pasokan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News