Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan pemulihan ekonomi memang akan terakselasi pada kuartal II-2020, seiring dengan membaiknya aktivitas ekonomi dan program vaksinasi.
Dari sisi diskon PPnBM mobil, menurutnya tidak hanya mendorong konsumsi masyarakat kelas menengah, tapi juga di tingkat produsen mobil yang dalam proses produksinya punya multiplier effect kepada sektor-sektor usaha terkait. Sehingga, kebijakan ini dinilai efektif.
Sementara itu, untuk masyarakat miskin bantuan sosial berguna untuk tetap diberikan guna memenuhi kebutuhan pokok. “Bansos sangat penting menjaga daya beli masyarakat kelas bawah,” kata Riefky kepada Kontan.co.id, Selasa (20/4).
Kemudian, untuk stimulus THR PNS, TNI, dan Polri diharapkan dapat lebih besar daripada tahun lalu. Dorongan dari THR dinilai merupakan waktu yang tepat untuk dilakukan pada periode sekarang karena momentum masyarakat yang banyak belanja saat Ramadhan dan Idul Fitri.
Baca Juga: Selain kebijakan suku bunga acuan, ini 9 jurus BI untuk mendukung perekonomian
Kendati demikian, Riefky menilai larangan mudik pada tanggal 6 hingga 17 Mei 2021 akan sedikit menghambat efektifitas pemberian THR. Menurutnya, saat sebelum pandemi perputaran ekonomi dari uang THR bisa merambah hingga daerah-daerah tertentu, alias menyebar.
Setali tiga uang, THR cenderung hanya mendorong ekonomi di kota-kota besar. “Sehingga ada pertumbuhan ekonomi yang hilang dari pelarangan mudik, namun tidak akan terlalu signifikan. Tapi spending THR saya raya tetap akan dihabiskan dalam kondisi sekarang, dibandingkan untuk saving,” kata Riefky.
Baca Juga: BI merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 di kisaran 4,1%-5,1%
Riefky menekankan ke depan efektivitas program vaksinasi akan menentukan arah pemulihan ekonomi, juga dengan ketegasan pemerintah untuk melarang mudik. Hal ini penting untuk menciptakan confidence masyarakat untuk memulai aktivitas ekonominya terutama kelas atas yang selama ini masih menahan konsumsinya.
Adapun Riefky meramal ekonomi dalam negeri tidak akan seburuk tahun lalu. Namun, belum akan setinggi pertumbuhan ekonomi pada 2019. Dengan dinamika sosial dan ekonomi yang terjadi saat ini, dia meramal kuartal II-2021 ekonomi dalam negeri tumbuh di kisaran 4% hingga 5% yoy.
Baca Juga: Oxford Economics: Rupiah tidak akan tumbang tapi tetap melemah 4,2% pada 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News