Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Upaya tersebut dilakukan untuk mendapatkan efek lanjutan atau multiplier effect dari proyek infrastruktur. Keuntungan penguatan sektor infrastruktur diyakini akan dirasakan baik dalam waktu dekat mau pun jangka panjang.
"Multiplier effect-nya juga besar baik saat ini melalui penciptaan lapangan kerja yang langsung maupun tidak langsung. Selain itu, untuk ke depannya dengan infrastruktur yang sudah selesai maka akan memberikan daya saing investasi kita semakin kuat," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (17/8).
Wahyu bilang, pembangunan infrastruktur yang akan didorong adalah proyek yang padat karya. Sehingga infrastruktur dapat menjadi jawaban atas penyerapan tenaga kerja saat ini.
Asal tahu saja, proyek padat karya menjadi hal yang didorong Presiden Joko Widodo (Jokowi0 di tengah pandemi Covid-19. Hal itu untuk meningkatkan pendapatan masyarakat saat memgalami tekanan ekonomi.
Baca Juga: Rasio utang pemerintah tahun 2020 diprediksi naik menjadi 38% terhadap PDB
Beberapa proyek infrastruktur menjadi prioritas dalam penganggaran tahun 2021, antara lain infrastruktur yang telah memasuki pembangunan konstruksi saat ini.
"Jika pembangunannya dapat segera diselesaikan maka akan memberikan manfaat yang lebih cepat juga," terang Wahyu.
Pembangunan jalan tol, fasilitas irigasi, bendungan dan waduk, kawasan industri, dan smelter menjadi hal yang dapat memberikan manfaat ke depan.
Selain itu pada tahun 2021, juga akan didorong pembangunan infrastruktur dalam rangka ketahanan pangan. "Tahun 2021 akan diupayakan semaksimal mungkin pembangunan infrastruktur pendukung kawasan food estate untuk memperkuat ketahanan pangan kita," jelas Wahyu.
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga mendorong proyek infrastruktur yang dikerjakan BUMN. Erick mencontohkan, pemerintah telah memberikan penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Hutama Karya (Persero) untuk mengerjakan jalam tol Trans Sumatra.
Kata Erick, tol Trans Sumatra yang telah menyambungkan Lampung dan Palembang memberikan dampak yang signifikan. Hal itu terlihat dari meningkatnya konsumsi listrik di daerah tersebut.
"Karena itu, kami melihat jalan tol Trans Sumatra ini menjadi kebijakan yang harus diteruskan," ungkap Erick.
Baca Juga: Proyek infrastruktur padat karya Kementerian PUPR mencapai 47%