kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada Larangan Ekspor CPO, Pendapatan BLU Menurun Pada Semester I-2022


Kamis, 04 Agustus 2022 / 13:30 WIB
Ada Larangan Ekspor CPO, Pendapatan BLU Menurun Pada Semester I-2022
ILUSTRASI. Dari semua komponen PNBP, pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) menjadi satu-satunya kelompok PNBP yang turun. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/pras.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) per akhir Juni 2022 telah mencapai Rp 281 triliun, tumbuh 35,5% dari periode yang sama tahun lalu. Dari semua komponen PNBP, pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) menjadi satu-satunya kelompok PNBP yang mengalami penurunan.

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan, kebijakan larangan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) menjadi penyebab pendapatan BLU turun di semester I-2022. Berdasarkan catatan Kemenkeu, pendapatan BLU hanya mencapai Rp 45,8 triliun atau 43,3% dari target yang ditetapkan pada Peraturan Presiden (Perpres) 98/2022.

Direktur PNBP Kementerian/Lembaga Dirjen Anggaran Kemenkeu Wawan Sunarjo menambahkan, realisasi pendapatan BLU yang sebesar Rp 45,84 triliun tersebut mengalami penurunan 24,0% dari periode yang sama pada tahun 2021.

Baca Juga: Realisasi PNBP Tumbuh 35,5% di Semester I-2022, Berikut Pendorongnya

Isa mengatakan, seluruh sumber pendapatan BLU mengalami penurunan pada semester I-2022 seperti, pelayanan rumah sakit, perguruan tinggi yang sudah berbentuk BLU, jasa penyelenggaraan telekomunikasi, layanan perbankan, serta terutama penurunan pada kelapa sawit.

"Ini satu-satunya kelompok PNBP yang mengalami penurunan. Karena ini dampak dari sawit dan turunannya sempat dilarang untuk ekspor dan itu tentu berdampak pada penerimaan BLU kelapa sawit," ujar Isa dalam media briefing yang dipantau secara daring, Kamis (4/8).

Wawan menambahkan, penurunan pendapatan BLU utamanya berasal dari pendapatan dana perkebunan kelapa sawit, jasa layanan perbankan dan pengelolaan kawasan otorita. 
Adapun perinciannya, pendapatan pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit sampai dengan akhir Juni 2022 sebesar Rp 25,22 triliun. Angka ini turun 35,4% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 39,07 triliun.

Penurunan ini disebabkan karena turunnya volume ekspor dan dampak dari pelarangan ekspor CPO. Pada tahun 2021, volume ekspor sawit mencapai 16,18 juta metrik ton. Sementara pada tahun 2022 volume ekspor hanya 11,57 metrik ton.

Baca Juga: Kemenhub Bebaskan Tarif Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Terbang

Selain itu, penurunan juga terdapat pada jasa layanan perbankan BLU yang sebesar Rp 1,34 triliun. Angka ini turun sebesar 16,1% dari periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai Rp 1,60 triliun. Kemudian ada juga penurunan pendapatan pengelolaan kawasan otorita sebesar Rp 0,51 triliun, atau turun sebesar 23,7% dari realisasi tahun 2021 di periode yang sama sebesar Rp 0,67 triliun.

"Pendapatan pengelolaan kawasan otorita ini dibarengi juga dengan adanya pengurangan belanja karena untuk dua unit kerja yaitu bandara dengan pelabuhan diserahkan atau dikerjasamakan dengan pihak ketiga," kata Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×