Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan adanya defisit dalam Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) pada tahun 2022. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, defisit anggaran pada tahun 2022 berpotensi mencapai Rp 5,37 triliun.
Salah satu penyebab kemungkinan terjadinya defisit anggaran pada tahun depan antara lain komitmen bank sentral dalam menjalankan skema burden sharing, yaitu pembelian Surat Berharga Negara (SBN) pemerintah untuk pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.
“Usulan tersebut dipengaruhi salah satunya komitmen BI dalam melaksanakan mandat UU no. 2 tahun 2020 termasuk pelaksanaan Surat Keputusan Bersama (SKB) III yaitu pembelian SBN sebesar Rp 224 triliun dan kemungkinan pembelian SBN lewat pembeli siaga,” tutur Perry seperti dikutip Sabtu (27/11).
Baca Juga: BI proyeksi defisit transaksi berjalan 2022 di kisaran 1,1%-1,9% PDB
Ia menyebutkan, defisit anggaran tahun depan juga disebabkan perkiraan total penerimaan yang lebih rendah dari total pengeluaran. Pada tahun 2022, BI memperkirakan total penerimaan bank sentral mencapai Rp 103,76 triliun. Sementara total pengeluaran diperkirakan sebesar Rp 109,14 triliun.
Dan salah satu sumber defisit utama datang dari anggaran kebijakan yang diperkirakan mengalami defisit kebijakan sebesar Rp 19,49 triliun. Terdiri dari penerimaan anggaran kebijakan yang diperkirakan Rp 75,85 triliun dan pengeluaran anggaran kebijakan sebesar Rp 95,35 triliun.
Adapun, anggaran operasional pada tahun 2022 diperkirakan masih mencetak surplus Rp 14,12 triliun dengan total penerimaan operasional diperkirakan mencapai Rp 27,92 triliun dan pengeluaran operasional sebesar Rp 13,79 triliun.
Baca Juga: BI catat surplus operasional Rp 21,69 triliun hingga September 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News