kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

300.000 ha hutan siap dimanfaatkan


Jumat, 21 September 2012 / 07:48 WIB
300.000 ha hutan siap dimanfaatkan
ILUSTRASI. Logo PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB).


Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Untuk mendukung swasembada pangan, pemerintah terus berupaya menambah luas lahan pertanian. Maklum, lahan pertanian makin menyempit lantaran tergusur proyek pembangunan, terutama untuk kawasan pemukiman.

Satu-satunya cara memperluas lahan pertanian adalah dengan mengkonversi lahan hutan. Pemerintah sendiri menargetkan, total konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian bisa mencapai 5,87 juta hektare.

Nah, sebanyak 300.000 hektare diantaranya sudah tersedia di wilayah Kalimanten Tengah (Kalteng). Lahan hutan itu sudah bisa dimanfaatkan mulai akhir Oktober nanti.

Sumardjo Gatot Irianto, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik lahan hutan tersebut. "Lahan itu cocok untuk tanaman pangan apa saja. Akhir Oktober nanti, hasilnya sudah didapatkan," ujarnya, kemarin.

Menurutnya, konversi lahan hutan untuk pertanian seluas 300.000 hektare itu, pemanfaatannya akan diserahkan kepada badan usaha milik negara (BUMN). Namun, BUMN mana yang bakal kebagian jatah tanah hutan produksi konversi (HPK) ini, Sumardjo belum bersedia menyebutkan. "Yang pasti, lahan itu untuk ditanam komoditas pangan utama bisa padi, kedelai, tabu atau jagung," ujarnya.

Mengenai total anggaran untuk konversi lahan ini, dia juga belum bisa menjelaskan. Sumardjo bilang, BUMN sebagai pelaksana yang lebih tahu detail anggarannya.

Ia menambahkan, penyediaan lahan hutan untuk pertanian ini tak lain guna mendukung pencapaian swasembada pangan nasional.
Ia mencontohkan, untuk swasembada kedelai, butuh jutaan hektare lahan. Saat ini, luas lahan kedelai cuma 700.000 hektare dengan jumlah produksi 779.000 ton kedelai. Padahal, kebutuhan kedelai domestik mencapai 2,2 juta ton per tahun.

Pun begitu, untuk swasembada gula, kebutuhan lahan tanaman tebu sedikitnya seluas 350.000 hektare.
Yeka Hendra Fatika, pengamat pertanian mengatakan, meski lahan baru pertanian sudah tersedia, tapi tidak bisa langsung dimanfaatkan. Lahan tersebut harus diolah dulu sampai siap digunakan sebagai lahan pertanian. "Perlu waktu dua tahun untuk bisa dimanfaatkan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×