Reporter: Herlina KD | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Konsumsi BBM bersubsidi yang melebihi kuota tahun ini membuat anggaran subsidi BBM terus membengkak. Makanya, pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) sepakat bahwa tahun 2013 perlu ada skema pengendalian atau pembatasan konsumsi BBM bersubsidi.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan pemerintah bersama BI telah bicara mengenai perlunya pengendalian konsumsi BBM bersubsidi pada tahun 2013. Hanya saja, Agus belum membeberkan secara jelas mekanisme pengendalian yang akan dilakukan pada tahun 2013. "Skemanya masih (dibahas) di ESDM," jelasnya Rabu (26/12).
Seperti diketahui, konsumsi BBM bersubsidi yang melonjak tahun ini membuat anggaran subsidi pemerintah jebol. Per 21 Desember 2012 saja, realisasi anggaran subsidi BBM sudah mencapai Rp 186,7 triliun atau 135,9% dari pagu anggarannya dalam APBNP 2012.
Beberapa waktu lalu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini pernah mengungkapkan pemerintah akan mengurangi subsidi BBM secara bertahap. Makanya, pihaknya menyiapkan mekanisme baru kenaikan harga BBM secara bertahap yaitu sebesar Rp 500 per liter setiap tiga bulan pada tahun 2013. Sehingga, dalam satu tahun, kenaikan harga BBM bisa mencapai Rp 1.500 per liter.
Jika Kementerian ESDM mengusulkan kenaikan secara bertahap, Agus bilang Kemenkeu bisa menerima usulan kenaikan harga BBM per tiga bulan ini. "Kami menganggap itu (kenaikan harga bertahap) sebagai sesuatu yang bisa dilaksanakan," ujarnya.
Sementara itu, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) juga telah menawarkan skema pengendalian konsumsi BBM bersubsidi melalui kombinasi antara kenaikan harga dan diversifikasi energi. Pelaksana tugas (Plt) Kepala BKF Bambang Brodjonegoro pernah melontarkan tiga usulan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi tahun 2013.
Tiga usulan ini adalah pertama, menaikkan harga BBM sebesar Rp 500 per liter. Kedua, diversifikasi bahan bakar yang dimulai dari mengalihkan bahan bakar angkutan umum dan barang dari BBM ke gas. Ketiga, melarang kendaraan pribadi roda empat untuk menggunakan BBM bersubsidi. "Tiga usulan ini harus berjalan bersamaan supaya hasilnya lebih efektif," ungkap Bambang.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengungkapkan dalam tiga kuartal berturut-turut sejak kuartal IV tahun 2011 Indonesia mengalami pelebaran defisit transaksi berjalan. Penyebabnya adalah impor yang cukup tinggi, terutama impor barang modal. Di luar itu, "Kita tidak berhasil menaikkan harga BBM, sehingga impor BBM besar. Ini akan menjadi kendala ekonomi kita ke depan," ungkapnya beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News