kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penambahan utang luar negeri RI melambat


Jumat, 22 Juni 2018 / 11:35 WIB
Penambahan utang luar negeri RI melambat


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penambahan nilai utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2018 melambat. Bank Indonesia (BI) mencatat, ULN Indonesia pada akhir April senilai US$ 356,95 miliar, tumbuh 7,6% year on year (yoy). Pertumbuhan itu lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 8,8% YoY.

Pelambatan ULN secara tahunan, terjadi baik pada ULN pemerintah maupun ULN swasta. Catatan BI, ULN pemerintah pada akhir April hanya tumbuh 9,5% YoY menjadi US$ 183,83 miliar. Pertumbuhan itu lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 11,05% YoY.

Utang pemerintah terbagi dalam surat berharga negara (SBN) baik berupa SUN dan SBSN/Sukuk Negara) yang dimiliki oleh asing atau nonresiden sebesar US$ 125,1 miliar dan pinjaman dari kreditur asing sebesar US$ 55,4 miliar

Pelambatan ULN ini bukan karena pemerintah mengerem utang. Namun pelambatan terjadi karena adanya pelunasan pinjaman dan pelepasan Surat Berharga Negara (SBN) domestik oleh investor asing pasca kenaikan Fed Fund Rate di Maret 2018.

Apalagi di bulan yang sama pemerintah justru menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang dollar AS dan euro sekaligus dengan format SEC-Registered Shelf. Dari penerbitan itu, pemerintah meraup masing-masing 1 miliar dalam bentuk dollar AS maupun euro.

Sementara itu, ULN swasta pada akhir April 2018 tercatat sebesar US$ 173,12 miliar atau hanya tumbuh 5,68% YoY. Di bulan sebelumnya, ULN swasta tumbuh 6,08% YoY.

Perlambatan ULN swasta, utamanya disebabkan oleh perlambatan pada ULN sektor pertambangan, industri pengolahan, dan jasa keuangan. Secara tahunan, ketiganya masing-masing hanya tumbuh 2,1%, 4,3%, dan 2,1%.

Meski demikian, BI menilai perkembangan ULN Indonesia tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Sebab, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir April 2018 tercatat stabil di kisaran 34%. "Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman, Kamis (21/6).

Dilihat dari jangka waktunya, struktur ULN juga masih didominasi oleh ULN jangka panjang, yaitu sebesar 86,7% dari total ULN. Bank Sentral bilang, akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu. Hal itu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.

Pasokan ayam minim

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menyambut baik perlambatan ULN Indonesia tersebut, sebab artinya utang berkurang. Tetapi di sisi lain, pelambatan ULN juga mencerminkan melambatnya perekonomian.

Pelambatan ULN swasta, terutama sektor pertambangan telah terjadi setahun terakhir lantaran harga komoditas belum membaik signifikan. Sementara perlambatan pada sektor industri pengolahan, disebabkan oleh melambatnya perekonomian. Sedangkan perlambatan pada sektor jasa keuangan yang didominasi oleh pinjaman multifinance, sejalan dengan melambatnya penjualan mobil dan motor di tahun lalu.

Lana memperkirakan, ke depan, perlambatan ULN masih akan berlanjut. Apalagi setelah melewati faktor musiman di kuartal kedua tahun ini. Sebab, faktor musiman terbaik ada di Ramadan dan Idulfitri Mei-Juni 2018.

Pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi dalam beberapa bulan belakangan ini juga turut mempengaruhi perlambatan nilai ULN Indonesia. "Kalau kurs melemah, bank tidak berani memberikan pinjaman karena ada kekhawatiran gagal bayar. Apalagi, kredit modal kerja untuk swasta bersifat jangka pendek, biasanya hanya tiga bulan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×