Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2018 tumbuh melambat. Bank Indonesia (BI) mencatat, ULN akhir April 2018 sebesar US$ 356,95 miliar, tumbuh 7,6% year on year (YoY), lebih rendah dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 8,8% YoY.
Secara bulanan, ULN Indonesia juga tercatat turun, meski tipis sebesar 0,39%. Di Maret 2018, ULN Indonesia tercatat mencapai US$ 358,37 miliar.
Perlambatan pertumbuhan ULN secara tahunan, terjadi baik pada ULN pemerintah maupun ULN swasta. Catatan BI, ULN pemerintah akhir April 2018 hanya tumbuh 9,5% YoY menjadi US$ 183,83 miliar, dibanding bulan sebelumnya yang tumbuh 11,05% YoY.
Perlambatan tersebut terjadi karena adanya pelunasan pinjaman dan pelepasan Surat Berharga Negara (SBN) domestik oleh investor asing, pasca kenaikan Fed Fund Rate akhir Maret 2018. Walaupun di bulan yang sama, pemerintah telah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang dollar AS dan Euro dengan format SEC-Registered Shelf masing-masing sebesar US$ 1 miliar dan € 1 miliar.
Sementara ULN swasta akhir April 2018 tercatat sebesar US$ 173,12 atau hanya tumbuh 5,68% YoY. Sementara di bulan sebelumnya, ULN swasta masih tercatat tumbuh 6,08%.
Perlambatan ULN swasta terutama karena ULN sektor pertambangan, sektor industri pengolahan, dan sektor jasa keuangan. Secara tahunan, pertumbuhan ULN ketiga sektor tersebut pada April 2018 masing-masing sebesar 2,1%, 4,3%, dan 2,1%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.
Bank Indonesia menilai, perkembangan ULN tersebut tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Sebab, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir April 2018 tercatat stabil di kisaran 34%.
"Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman, Kamis (21/6).
Selain itu, dilihat dari jangka waktunya, struktur ULN Indonesia hingga akhir April juga masih didominasi ULN jangka panjang sebesar 86,7% dari total ULN. "BI berkoordinasi dengan pemerintah terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News