kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minta jatah, Eko dapat arahan dari Kepala Bakamla


Senin, 20 Maret 2017 / 19:40 WIB
Minta jatah, Eko dapat arahan dari Kepala Bakamla


Reporter: Teodosius Domina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mantan Plt Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut (Bakamla) Eko Susilo Hadi mengaku, mendapat arahan dari Kepala  Bakamla, Laksamana Madya Arie Sudewo untuk meminta jatah 2% dari PT Technofo Melati Indonesia (MTI) jika nantinya memenangkan tender satelit monitoring.

Hal itu diungkapkan Eko ketika menjadi saksi untuk terduga penyuap, Fahmi Darmawansyah. "Saya diberi tahu, 7,5% itu akan diberikan terlebih dahulu 2% kemudian saya diperintah untuk menerima yang 2% itu dulu," kata Eko.

Dalam dakwaan memang disebutkan bahwa pada Oktober 2016, Arie dan Eko bertemu untuk membahas jatah 7,5% untuk Bakamla dari pengadaan satelite yang telah dimenangkan oleh PT MTI.

Pada saat itu Arie menyampaikan, dari jatah 15% dari nilai pengadaan, untuk Bakamla dialokasikan 7,5% dan akan diberikan terlebih dahulu sebesar 2%.

Kesaksian tersebut lantas diperuncing oleh majelis hakim yang menanyakan istilah 'jatah untuk Bakamla' adalah untuk lembaga atau untuk personil Bakamla. Pertanyaan itu dijawab Eko untuk personil Bakamla meskipun awalnya ragu-ragu menjawab.

"Ya, untuk person di Bakamla, yang mulia," tuturnya.

Eko pun mengaku mendapat arahan untuk memberikan jatah tersebut kepada dua rekannya di Bakamla yaitu Bambang Udoyo selaku Direktur Data dan Informasi Deputi Bidang Informasi, Hukum dan Kerja Sama Bakamla, serta Nofel Hasan selaku Kepala Biro Perencanaan.

Sekedar tahu, Eko juga telah mengajukan diri menjadi justice collaborator. Artinya, ia siap membuka keterlibatan pihak yang lebih tinggi jabatannya dalam dugaan tindak pidana korupsi ini.

Ditemui usai sidang, Fahmi Darmawansyah bersikukuh tidak tahu keterlibatan Kepala Bakamla Arie Sudewo. Ia pun baru tahu di KPK bahwa yang diduga meminta ialah petinggi di angkatan laut tersebut. "Saya tidak tahu kalau yang meminta jatah Kepala Bakamla," kata Fahmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×