Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
DENPASAR. Ketua Dewan Pimpinan Cabang DPD PDI Perjuangan Buru Selatan, Maluku, Samy Latbul, membantah kabar yang menyebutkan kader PDI Perjuangan dari Maluku tertangkap tangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi di Swiss-Belresort Sanur, Bali, Kamis (9/4) malam.
Namun, Samy membenarkan, semalam KPK telah menangkap kader PDI-P yang menginap di Swiss-Belresort Sanur di Jalan Tamblingan. Dia menyatakan, kader tersebut bernama Adriansyah dari PDI Perjuangan Kalimantan Selatan.
"Jadi, informasi itu tidak benar kalau dua orang yang ditangkap kader dari Maluku, bahwa yang ditangkap Ketua DPD Maluku itu tidak benar. Yang tertangkap itu kader dari daerah lain, bukan dari Maluku," kata Samy Latbul melalui sambungan telepon di Denpasar, Jumat (10/4).
"Namanya Adriansyah dari Kalimantan Selatan. Berita terkait anggota DPRD Maluku dan langsung menyebut nama DPD PDI Perjuangan itu pernyataan yang tendensius dan ada upaya pembunuhan karakter," kata dia.
Hingga pagi ini, pasca-operasi tangkap tangan KPK semalam, situasi di hotel tersebut terlihat masih dijaga ketat. Wartawan yang meminta keterangan pihak hotel terkendala karena manajemen hotel masih belum memberikan keterangan resmi.
Demikian pula dengan KPK yang hingga siang ini belum memberikan keterangan resmi terkait identitas kader PDI Perjuangan yang ditangkap tersebut.
Sebelumnya, politisi PDI Perjuangan, Eva Sundari, mengatakan, kadernya yang ditangkap KPK di Bali adalah anggota DPRD Maluku. Kader PDI-P itu bernama Edwin Huwae. "Satu orang, Edwin Huwae," ujar Eva saat dihubungi, Jumat dini hari.
Eva mengatakan, Edwin memang sudah diberi "label merah" oleh partainya karena banyak terjerat kasus. Namun, ia tidak menjelaskan apa saja kasus tersebut. "Lokal ini. Kasusnya banyak dia," kata Eva. (Sri Lestari)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News