kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45845,50   -13,12   -1.53%
  • EMAS1.347.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

World Water Forum ke-10 Hasilkan Deklarasi Tingkat Menteri, Ini Rinciannya


Jumat, 24 Mei 2024 / 06:46 WIB
World Water Forum ke-10 Hasilkan Deklarasi Tingkat Menteri, Ini Rinciannya
ILUSTRASI. World Water Forum (WWF) ke-10 menghasilkan Deklarasi Menteri yang menekankan tiga poin utama.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. World Water Forum (WWF) ke-10 menghasilkan Deklarasi Menteri yang menekankan tiga poin utama.

Deklarasi Menteri disahkan di akhir Pertemuan Tingkat Menteri World Water Forum ke-10 yang dihadiri oleh 106 negara dan 27 organisasi Internasional, Selasa (21/5/2024).

Mengutip laman worldwaterforum.org, terdapat 13 poin deklarasi tingkat menteri. 

Para menteri dan delegasi mengakui hasil-hasil dari proses-proses PBB yang relevan yang mewakili tonggak-tonggak penting dalam mengatasi pembangunan berkelanjutan global dan tantangan-tantangan terkait air.

Seperti Deklarasi Rio; hasil Konferensi PBB tentang Pembangunan Berkelanjutan, “Masa Depan yang Kita Inginkan”; Agenda Pembangunan Berkelanjutan dan Tujuan-Tujuannya (SDGs) 2030.

Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim dan Perjanjian Paris; Kerangka Kerja Pengurangan Risiko Bencana Sendai 2015 – 2030; dan Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati dan Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming–Montreal.

Baca Juga: Sri Mulyani Dorong Adanya Platform Pembiayaan Air Dunia

Berikutnya, menegaskan kembali bahwa hak asasi manusia atas air minum dan sanitasi yang aman, sebagai komponen hak atas standar hidup yang layak, sangat penting untuk penikmatan penuh hak atas hidup dan seluruh hak asasi manusia. 

"Mengingatkan bahwa air sangat penting bagi kebutuhan vital manusia dan dibutuhkan dalam seluruh aspek kehidupan serta pentingnya menjamin tersedianya air minum yang aman dan sanitasi bagi semua," dikutip dari poin keempat deklarasi, Kamis (23/5).

Para menteri dan organisasi internasional mengakui pentingnya mengatasi tantangan terkait air, termasuk melalui pendekatan terpadu yang mengatasi perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati dan polusi. Serta kebutuhan untuk melestarikan, melindungi, dan mengelola ekosistem secara berkelanjutan.

Perlunya kesadaran bahwa dampak perubahan iklim dan meningkatnya tuntutan terhadap keamanan dan aksesibilitas air. Termasuk akibat pertumbuhan populasi, memerlukan pengelolaan dan kerja sama yang lebih baik, pendanaan berkelanjutan serta penciptaan dan akses terhadap pengetahuan dan pemahaman terkait air.

Selain itu, menekankan pentingnya koordinasi dan kolaborasi inklusif antar pemerintah dan pemangku kepentingan terkait air di semua tingkatan sesuai dengan hukum internasional yang berlaku. Termasuk instrumen internasional yang negara-negara menjadi pihaknya.

Memperhatikan bahwa pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan merupakan salah satu tantangan utama dalam memastikan ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.

Menyadari pentingnya kepemimpinan politik dalam membina kerja sama internasional untuk memajukan agenda air dan sanitasi.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang juga Ketua Harian Panitia Nasional Penyelenggara WWF ke-10, Basuki Hadimuljono menyampaikan hal pokok yang menjadi perhatian Indonesia dalam WWF. 

Pertama, pendirian center of excellence untuk ketahanan air dan iklim guna mengembangkan kapasitas, knowledge sharing dan pemanfaatan fasilitas yang unggul.

Basuki bilang, sebagai negara kepulauan, Indonesia wajib berada di garda terdepan untuk mendorong inovasi dalam pengelolaan air dan sanitasi. 

"Center of excellence ini bukan hanya untuk negara Indonesia, tapi juga untuk negara lainnya di Asia Pasifik,” kata Basuki dikutip dari keterangannya, Kamis (23/5).

Kedua, mengangkat dan mendorong isu pengelolaan sumber daya air secara terpadu pada pulau-pulau kecil. Meskipun dikelilingi perairan yang luas, Indonesia tetap memerlukan sistem kelola yang baik untuk mengatasi tantangan kualitas dan ketersediaan air bersih.

Ketiga, pengusulan Hari Danau Sedunia atau World Lake Day. Sebab, danau merupakan sumber pasokan air yang menghidupi manusia sekaligus memiliki fungsi sosial dan ekonomi masyarakat. 

Baca Juga: Bertemu di Bali, Jokowi - Presiden ADB Bahas Kemitraan dan Transisi Energi

Peringatan Hari Danau Sedunia tidak sekadar simbolis, namun sebagai salah satu kunci utama untuk menjaga kelestarian danau di seluruh dunia.

Lebih lanjut Basuki menyampaikan, berhasilnya Indonesia menyusun daftar proyek terkait air yang menjadi andalan dari berbagai negara, sebanyak 113 proyek senilai US$9,4 miliar. 

Antara lain proyek percepatan penyediaan air minum bagi 3 juta rumah tangga dan proyek pengelolaan air limbah domestik bagi 300 ribu rumah tangga. Berbagai proyek ini akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di berbagai negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Negotiation For Everyone

[X]
×