kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.515.000   10.000   0,66%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Sri Mulyani Dorong Adanya Platform Pembiayaan Air Dunia


Kamis, 23 Mei 2024 / 07:04 WIB
Sri Mulyani Dorong Adanya Platform Pembiayaan Air Dunia
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan saat konferensi pers APBN KiTa edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024). Berdasarkan data Kementerian Keuangan hingga 31 Maret 2024, posisi APBN mengalami surplus sebesar Rp8,1 triliun atau 0,04 persen dari produk domestik bruto (PDB). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, kebutuhan investasi menjadi tantangan tersendiri dalam pembenahan infrastruktur air dan sanitasi yang memadai.

World Water Forum ke-10 yang digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024 dinilai menjadi momentum untuk merancang mekanisme pendanaan global untuk pengelolaan air.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa Indonesia mendorong adanya Global Water Fund atau platform pembiayaan air dunia. Pemerintah terus mengupayakan pendanaan global tersebut dengan membahasnya bersama para pemangku kepentingan dari berbagai negara dan organisasi.  

Baca Juga: Pemimpin Global Ulas Strategi Pembiayaan Campuran Guna Ketahanan Air di WWF ke-10

“Dana yang berasal dari pemerintah saja tidak akan memadai. Oleh karena itu, banyak ikhtiar dilakukan, mulai dari level lokal, bahkan hingga desa, sampai ke level nasional dan dunia,” kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (22/5).

Sri Mulyani menerangkan bahwa air adalah aspek penting dalam kehidupan masyarakat sehingga pemerintah telah mengalokasikan sekitar 3,4% dari APBN untuk itu. 

Namun, ia menilai jumlah tersebut masih tergolong kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan investasi tahunan di bidang air dan sanitasi.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta dibutuhkan untuk mewujudkan ketahanan air dan sanitasi yang layak. 

Baca Juga: Kementan Tingkatkan Kesadaran Pengelolaan Air CSA di WWF 2024

World Water Forum ke-10 diharapkan dapat menjadi wadah untuk merumuskan skema pendanaan air yang efektif dan berkelanjutan.

“Banyak lembaga internasional yang memiliki perhatian terhadap air, seperti World Bank, ADB, African Development Bank, AIIB, European Investment Bank, dan lain-lain. Mereka pasti memiliki portofolio yang berhubungan dengan air dan sanitasi,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×