Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Whole genome sequencing merupakan upaya untuk mengetahui penyebaran mutasi virus SARS-Cov2 atau Covid-19. Sepanjang pandemi ini, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, total baru sebanyak 2.000 sampel acak yang dilakukan whole genome sequencing.
Jumlah tersebut masih sedikit lantaran dalam pemeriksaan whole genome sequencing dilakukan secara teknis yang membutuhkan waktu tertentu.
Sementara saat ini, Indonesia baru memiliki 17 laboratorium yang meneliti adanya varian baru tersebut.
"Untuk mendeteksi varian baru tersebut upaya yang kita lakukan mengirim sampel setiap minggu dari tiap-tiap wilayah sebanyak 5 sampel secara acak dan kriteria khusus misalnya dengan CT rendah ke 17 lab. Kemudian data tersebut dikompilasi dan kita lakukan analisis," kata Dante dalam dialog produktif Kabar Kamis secara virtual di kanal Youtube FMB9ID_IKP, Kamis (10/6).
Baca Juga: Ledakan kasus corona di Bangkalan belum dipastikan akibat varian baru corona
Sejauh ini, sudah ditemukan 65 kasus mutasi varian corona yang diperiksa di 17 laboratorium di Indonesia.
Kecepatan dari uji whole genome sequencing juga masih terbatas. Dibutuhkan beberapa waktu untuk memaksimalkan secara teknis pengujian tersebut. Dante menyebutkan, pengujian tersebut membutuhkan waktu 1 minggu sampai 2 minggu.
Selain kriteria CT rendah adanya penularan kasus yang terjadi secara cepat juga bisa menjadi tolak ukur memperlihatkan adanya suatu varian baru.
Dante menerangkan, sample yang dilakukan whole genome sequencing tak hanya diambil dari pasien dengan usia di bawah 30 tahun. Usia di atas 30 tahun juga termasuk dalam kriteria pengambilan sampel sepanjang sesuai dengan kriteria tadi.
Selanjutnya: UPDATE Corona Indonesia, Kamis (10/6): Melonjak lagi, tambah 8.892 kasus baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News