kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.300   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Waspadai Sinyal Negatif dari Tren Deflasi Berkepanjangan Terhadap Ekonomi Domestik


Senin, 02 Juni 2025 / 20:11 WIB
Waspadai Sinyal Negatif dari Tren Deflasi Berkepanjangan Terhadap Ekonomi Domestik
ILUSTRASI. Pedagang menunggu pembeli di Pasar Klender, Jakarta, Jumat (28/2/2025). Ekonom Bank Permata peringatkan sinyal negatif dari tren deflasi berkepanjangan terhadap perekonomian domestik.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli

Meski demikian, Josua mengingatkan bahwa risiko deflasi berkepanjangan dapat muncul jika lemahnya permintaan domestik terus berlanjut. Hal ini diperparah oleh penurunan pesanan baru di sektor manufaktur dan ketidakpastian ekonomi global.

Ia juga menilai bahwa perlambatan inflasi inti bisa menjadi indikator stagnasi daya beli kelompok menengah dan atas, yang dapat memperlambat proses pemulihan ekonomi nasional. 

Ketergantungan pada harga pangan yang sangat sensitif terhadap cuaca dan gangguan rantai pasok, juga menjadi tantangan tersendiri ke depan.

Baca Juga: Diskon Tarif Listrik 50% Batal, Sri Mulyani Beberkan Alasannya

Sektor jasa, termasuk restoran dan makanan siap saji, masih mencatat kontribusi inflasi yang terbatas, mencerminkan lambatnya pemulihan konsumsi masyarakat.

Sementara itu, kenaikan harga emas perhiasan dan layanan perawatan pribadi yang cukup tinggi (9,24% yoy) dapat menciptakan distorsi dalam pola konsumsi kelompok tertentu.

Josua menegaskan bahwa meskipun deflasi Mei mengurangi tekanan inflasi jangka pendek, kondisi ini sekaligus memperkuat kekhawatiran mengenai lemahnya konsumsi rumah tangga.

Baca Juga: Penurunan Harga Pangan Jadi Penyumbang Utama Deflasi Mei 2025

Oleh karena itu, ia menilai arah kebijakan ke depan perlu difokuskan pada penguatan permintaan agregat, penyaluran bantuan sosial yang lebih tepat sasaran, serta pemberian insentif fiskal yang efektif.

“Pemulihan ekonomi akan lebih berkelanjutan jika konsumsi masyarakat benar-benar pulih, bukan sekadar terdorong oleh penurunan harga,” pungkas Josua.

Selanjutnya: OJK Perkuat Ketahanan Sektor Keuangan Hadapi Tantangan Global

Menarik Dibaca: Moms Wajib Lakukan 4 Hal Ini Setelah Berhubungan Seks Untuk Kebersihan Vagina Ya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×