CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.859   1,00   0,01%
  • IDX 7.158   -56,74   -0,79%
  • KOMPAS100 1.093   -9,86   -0,89%
  • LQ45 870   -5,35   -0,61%
  • ISSI 216   -2,13   -0,98%
  • IDX30 446   -1,95   -0,43%
  • IDXHIDIV20 540   0,13   0,02%
  • IDX80 125   -1,10   -0,87%
  • IDXV30 136   0,28   0,20%
  • IDXQ30 149   -0,34   -0,23%

Waspadai capital inflow berdasarkan ekspektasi


Minggu, 06 Agustus 2017 / 16:10 WIB
Waspadai capital inflow berdasarkan ekspektasi


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Nilai arus modal asing yang masuk (capital inflow) hingga akhir Juli 2017 tercatat lebih rendah dibanding Juli 2016. Padahal, pada akhir bulan sebelumnya, besaran capital inflow hampir menyamai posisi akhir 2016.

Capital inflow hingga akhir Juli 2017 tercatat sebesar Rp 131 triliun. Jumlah itu sedikit lebih rendah dibanding periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 134 triliun.

Ekonom Bank BCA David Sumual mengatakan, sejak tahun lalu sebenarnya aliran modal kuat dan semakin deras pada akhir tahun sampai kuartal I 2017 menjelang kenaikan rating dari Standard’s & Poor (S&P). Investor melakukan aksi buy on rumor.

Namun, bila dipandang dari sisi lainnya, valuasi pasar modal dengan inflow yang besar akan lebih mahal apabila laba perusahaan listed tidak meningkat. Dengan demikian, investor akan mencermati fundamental emiten yang ada di bursa.

“Mereka akan melihat fundamental. Apakah ekspektasi yang mereka bentuk selama ini sesuai dengan kenyataannya? Jadi aliran modal ini masih based on expectation,” kata David kepada KONTAN, Minggu (6/8).

Apabila tidak sesuai ekspektasi, asing akan angkat kaki dari pasar Indonesia. Oleh karena itu, menurut David, ekspektasi ini harus diantisipasi oleh pemerintah. 

David menambahkan, dengan demikian, bila diperhatikan aliran modal melambat akhir-akhir ini. Meski begitu, menurutnya, kepercayaan investor terutama asing kepada kondisi fiskal Indonesia masih kuat.

“Anomali ekonomi antara makro dan mikro harus diantisipasi agar tidak berlanjut. Juni kita lihat datanya tidak bagus, jumlah hari kerjanya sedikit dan ada faktor lainnya yang mengganggu. Confidence pebisnis maupun konsumen menengah atas harus diperhatikan,” katanya.

Catatan saja, jumlah capital inflow pada Juli itu juga naik dari posisi akhir bulan sebelumnya. Akhir Juni lalu, capital inflow mencapai Rp 124 triliun, hampir menyamai posisi akhir 2016 yang sebesar Rp 126 triliun.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×