Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2014 tak bisa dipandang sebelah mata. Jika pemerintah tak segera mengantisipasinya, maka perlambatan ekonomi bisa saja berlanjut pada kuartal berikutnya.
Memang, sebelumnya pemerintah telah memprediksi perlambatan ekonomi akan terjadi. Namun, perlambatan itu tak sesuai dengan proyeksi. Sebab pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2014 ada di bawah proyeksi, yakni 5,21%.
Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) A. Prasetyantoko mengingatkan pemerintah jangan sampah salah dalam ambil kebijakan. Ia melihat, apa yang terjadi di kuartal pertama merupakan start yang buruk di tahun 2014.
Prasetyantoko melihat, pemerintah tidak mengantisipasi adanya perlambatan dari sisi ekspor dan investasi. Padahal ancaman itu sudah terlihat sejak adanya kebijakan pelarangan impor mineral. "Pemerintah terlalu mengkhawatirkan current account deficit," ujar Prasetyantoko.
Di sisi lain, kata dia, pemerintah tidak menutupinya defisit dengan mendorong faktor lain, seperti konsumsi pemerintah pusat yang turun 44,17% dibanding kuartal pertama 2013. Semetara itu ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistyaningsih bilang, pertumbuhan 5,21% bisa berdampak negatif.
Sebab, investor tidak akan tertarik menanamkan modalnya di Indonesia. Namun demikian, Lana melihat masih ada peluang pertumbuhan kembali melakukan percepatan. Syaratnya, belanja pemerintah harus digenjot.
Sebab, kata dia, belanja pemerintah pusat bisa mendorong aktivitas produksi industri. Terutama industri yang berhubungan dengan tender pemerintah. Syarat lain yang terpenuhi adalah, pelaksanaan pemilihan umum berjalan lancar, serta menghasilkan pemimpin yang diharapkan investor.
Sehingga aktivitas investasi bisa kembali membaik. Namun, jika menunggu hasil pemilihan presiden dihawatirkan terlalu lama. Sehingga dampaknya untuk mendorong perbaikan pertumbuhan tidak begitu besar. Lana memperkirakan pertumbuhan hingga akhir tahun akan berada di level 5,6%.
Bahkan, nada pesimistis diungkapkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana yang mengatakan sulit bagi Indonesia mengejar target pertumbuhan tahun ini.
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBN) tahun 2014 pemerintah menargetkan pertumbuhan di level 6%. "Kalau 6% berat, paling hanya 5,6%-5,7% saja," ujar Armida, Selasa (6/5) di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News