kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.199   57,86   0,81%
  • KOMPAS100 1.105   10,32   0,94%
  • LQ45 877   10,94   1,26%
  • ISSI 221   0,89   0,40%
  • IDX30 448   5,61   1,27%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,22   0,97%
  • IDXV30 135   0,58   0,43%
  • IDXQ30 149   1,55   1,05%

Warning Menteri ESDM Bikin Masyarakat Resah


Kamis, 22 Juli 2010 / 21:15 WIB


Reporter: Irma Yani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Pernyataan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Darwin Z. Saleh yang memperkirakan bakal ada lonjakan ledakan tabung gas, menuai kritik. Pasalnya, hal tersebut malah semakin membuat resah masyarakat di tengah banyaknya peristiwa meledaknya tabung gas.

Darwin beralasan, masa jaminan perlengkapan tabung gas yang sudah kedaluwarsa, merupakan salah satu penyebabnya. “Tahun ini kita harus waspadai terjadinya peningkatan ledakan tabung gas karena umur aksesori yang sudah habis,” katanya, Kamis (22/7).

Tulus Abadi, Anggota Pengurus Harian YLKI, menuturkan, seharusnya Menteri ESDM tak mencuatkan ucapan bahwa tahun ini kita harus waspadai terjadinya peningkatan ledakan tabung gas karena umur aksesori yang sudah habis. Pasalnya, pernyataan tersebut menurutnya mengandung tendensius.

"Saya kira itu pernyataan tendensius, artinya menimbulkan ketakutan di masyarakat. Apalagi warning itu tidak didukung dengan tindakan yang bisa memberikan rasa aman kepada masyarakat, akan sudah banyaknya peristiwa ledakan gas itu," paparnya.

Menurut Tulus, pernyataan tersebut seolah-olah mengandung pengertian ingin mengalihkan permasalahan bahwa ledakan yang selama ini terjadi akibat kurangnya kewaspadaan konsumen semata. "Pernyataan itu seolah-olah ingin mengalihkan kepada konsumen, bahwa itu bukan akibat kegagalan produk, padahal jelas ledakan itu karena produk yang kurang sempurna," terangnya.

Dengan diucapkannya pernyataan itu, katanya, malah menunjukkan bahwa Menteri ESDM tak bisa menjalankan tugasnya dengan baik. Malah, pernyataan itu membuat masyarakat sulit menentukan pilihan. "Pilihannya menjadi sulit, karena hal itu mereka berpikir apakah lebih baik kembali ke minyak tanah, tapi di sisi lain minyak tanah mahal dan tidak tersedia banyak, kalau beralih ke kayu bakar pun susah," tandasnya.

Padahal, Tulus menilai bahwa ditetapkannya konversi dari minyak tanah ke gas merupakan langkah yang tepat yang diambil pemerintah. Sayang, "Pemerintah seolah-oleh tidak serius akan program konversi itu," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×