kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Warga Kampung Gedong kirim surat ke Jokowi


Minggu, 19 Januari 2014 / 12:41 WIB
Warga Kampung Gedong kirim surat ke Jokowi
ILUSTRASI. Bisa Buat Sendiri, Ini Resep dan Cara Membuat Swedish Meatball IKEA serta Sausnya.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ratusan warga di Kelurahan Kampung Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, menuntut Gubernur Jakarta, Joko Widodo untuk membebaskan wilayah mereka dari banjir. Perwakilan warga telah mengirimkan surat kepada Suku Dinas Pekerjaan Umum (PU) Jakarta Timur, Dinas PU DKI Jakarta, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama serta ke Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.

Michael Herman (68), salah seorang warga menjelaskan, setiap hujan deras, setidaknya sebanyak 5 RT yang ada di 4 RW kelurahan itu mengalami kebanjiran dengan tinggi bervariasi mulai dari 50 centimeter hingga 70 centimeter. Namun berbeda dengan banjir di tempat lain yang disebabkan oleh limpasan kali, banjir di kelurahan itu disebabkan oleh buruknya sistem drainase.

"Daerah kami ini berada di cekungan. Jadi air dari mana-mana ke sini semua. Apalagi drainase dareah ini yang mau dialirkan ke luar area ini kondisinya sangat buruk sekali. Sengsara banget kita," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (18/1/2014) kemarin.

Michael mencontohkan adanya saluran mikro di dekat area permukiman warga. Saluran itu, kata dia, seharusnya mengalirkan air di selokan-selokan permukiman warga. Sayangnya, sisi kiri saluran tersebut dikooptasi tembok perumahan sehingga saluran menjadi sempit serta mengurangi debit air yang mengalir. Alhasil, banjir kerap melanda permukiman warga di sekitarnya.

Menurutnya, warga, melalui perangkat RT, RW telah berupaya melakukan komunikasi dengan perusahaan pengembang, pemilik perumahan tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada solusi.

Michael melanjutkan, perwakilan warga telah mengirimkan surat berisi dua permintaan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tepat sebelum Jakarta memasuki musim hujan 2013 lalu. Pertama, warga meminta Pemprov DKI Jakarta membongkar tembok milik perumahan yang mengooptasi saluran mikro. Kedua, warga juga meminta gorong-gorong Pasar Rebo ditutup sehingga air langsung mengalir ke Kali Baru, bukan ke permukiman warga lagi.

"Karena kan memang aturannya begitu. Kiri dan kanan saluran itu tidak boleh dibangun apa-apa. Kenapa itu bisa ada tembok di sana? Kita tuntut supaya pemerintah yang bongkar," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Gubernur Jakarta, Joko Widodo mengakui 80 persen saluran mikro di Jakarta memang dalam kondisi tidak layak. Banyak saluran yang sisi kiri serta kanannya bukan jalanan inspeksi seperti yang sudah diatur dalam Peraturan Daerah, tapi malahan terdapat bangunan warga, baik permanen atau semi.

"Tahun ini kita mulai urai masalah itu. Pelan-pelan akan kita buat jalan inspeksi di semua kali. Tapi warganya harus pindah," ujarnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Jakarta, Manggas Rudy Siahaan mengaku belum mendapatkan surat yang dikirim warga Kampung Gedong. Namun, Manggas berjanji akan memeriksa kembali kondisi saluran di daerah itu.

Soal tuntutan warga agar tembok perumahan dibongkar dan gorong-gorong Pasar Rebo ditutup, Manggas menyatakan akan meninjaunya terlebih dahulu. Jika benar dua hal itu menjadi penyebab banjir, maka pihaknya akan memenuhi tuntutan warga. (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×