kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wapres Pence datang, BKPM makin percaya diri


Kamis, 20 April 2017 / 19:28 WIB
Wapres Pence datang, BKPM makin percaya diri


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Pemerintah beberapa waktu lalu telah membahas tentang asumsi makro untuk tahun anggaran tahun 2018 di mana pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,4%-6,1% pada tahun depan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, dengan target pertumbuhan ekonomi tersebut, investasi harus tumbuh lebih baik lagi. Menurutnya, penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) harus tumbuh di atas 20% tahun depan.

Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengatakan, ia melihat bahwa dirinya lebih optimistis target tersebut dapat dicapai setelah ikut dalam pertemuan antara Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dengan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence.

“Saya jadi lebih optimistis mengenai hubungan ekonomi antara Indonesia dengan AS. Termasuk investasinya juga, tapi masih banyak PR,” katanya di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (20/4).

Thomas mengatakan, pekerjaan rumah yang ada kini harus bisa diselesaikan antara kedua belah pihak. “Saya kira kawan-kawan (media) sudah tahu, masih ada isu JP Morgan, Goldman Sachs, Google, dan lain-lain, tetapi yang penting adalah semangat positif dari kedua belah pihak bahwa nanti semua isu pasti bisa diselesaikan,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa dengan nilai investasi AS yang cukup besar, yaitu peringkat kelima terbesar pada tahun 2012 hingga 2016, maka kerjasama antara AS dengan Indonesia bisa lebih baik lagi.

Hal ini karena baik Presiden Jokowi dan Donald Trump, keduanya memiliki pemikiran seperti pengusaha. Dalam arti, praktis dan logis.

Namun demikian, ia mencatat bahwa dengan investasi yang besar itu, 90% dari investasi tersebut adalah pada sektor di migas dan pertambangan, sehingga yang harus dilakukan saat ini adalah memulai pengalihan dari sektor pertambangan ke sektor lainnya.

“Yang harus kita memulai adalah pemindahan atau pengalihan dari pertambangan ke sektor digital, teknologi, manuaktur, jasa-jasa seperti aerospace, otomotif, alat infrastruktur,” ucapnya.

Asal tahu saja, nilai investasi AS tahun lalu mencapai US$ 1,16 miliar dengan total 540 proyek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×