kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Wamenlu: Kerugian ASEAN Karena Konflik Geopolitik Capai Rp 256 Triliun Per Tahun


Selasa, 05 September 2023 / 10:10 WIB
Wamenlu: Kerugian ASEAN Karena Konflik Geopolitik Capai Rp 256 Triliun Per Tahun
ILUSTRASI. Kerugian yang ditanggung ASEAN karena konflik geopolitik capai US$ 17 miliar setiap tahunya atau sekitar Rp 258 triliun.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury mengatakan, kerugian yang ditanggung ASEAN karena konflik geopolitik mencapai US$ 17 miliar setiap tahunya atau sekitar Rp 258 triliun.

Pahala menambahkan, konflik geopolitik memperburuk ekonomi global sejak tahun 2020. Inflasi tercatat naik tiga kali lipat dari 1,9% menjadi 8%. Sementara pertumbuhan ekonomi global hanya di kisaran 3%.

"Situasi global saat ini tidak baik-baik saja, kita hidup di antaranya ketidakpastian karena perlambatan ekonomi global dan juga masalah ekologikal," terang Pahala dalam forum ASEAN Business & Investment Summit di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (4/9).

Menurut Pahala tidak ada cara lain selain memperkuat kerjasama di lintas ASEAN untuk memperbaiki situasi yang ada.

Baca Juga: Indonesian Paradise Property (INPP) Yakin Bisnis Perhotelan Prospektif di Semester II

Untuk itu, pihaknya mengajak seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintahan hingga pelaku usaha untuk menyusun rencana strategis demi ASEAN yang lebih baik.

Selama ini ia merasa, ASEAN cukup aktif berkontribusi memberikan solusi lewat inisiasi berbagai dialog melalui forum-forum internasional. Lebih dari 5 dekade ASEAN telah membangun pembangunan regional yang inklusif berdasarkan kolaborasi dan mengembangkan konkret dan inklusif.

"Kita harus kerja sama dalam memastikan pemulihan dan ketahanan (ekonomi) secara jangka panjang demi pertumbuhan di masa depan," pungkas Pahala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×