kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wamenkeu sebut aspek kesehatan dan dunia usaha penting dalam pemulihan ekonomi 2022


Kamis, 11 November 2021 / 12:56 WIB
Wamenkeu sebut aspek kesehatan dan dunia usaha penting dalam pemulihan ekonomi 2022
ILUSTRASI. Pemerintah berharap ekonomi dapat pulih dan tetap terjaga pada 2022.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih terus berupaya untuk memulihkan perekonomian akibat pandemi Covid-19. Pemerintah berharap ekonomi dapat pulih dan tetap terjaga pada 2022.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, dasar dari pemulihan ekonomi adalah kesehatan, sehingga kesehatan akan terus dijaga. Menurutnya dalam kontens pemulihan ekonomi ini, pemerintah akan tetap menyediakan anggaran kesehatan dan menjadi salah satu yang penting di dalam Aanggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Namun secara bertahap, pemerintah juga akan meminta kesehatan ini menjadi tanggung jawab secara pribadi atau individu maupun secara bangsa,” kata Suahasil dalam webinar Tax Prime 2021, Kamis (11/11).

Suahasil menambahkan, titik penting dalam pemulihan ekonomi adalah employment atau pekerjaan. Sebab dengan adanya employment ini dapat menciptakan pendapatan. Karena employment ini diciptakan oleh dunia usaha, oleh karena itu, dunia usaha diharapkan harus bisa berkembang.

Baca Juga: Kenapa realisasi program PEN bantuan UMKM dan Korporasi masih lambat?

Untuk membangkitkan dunia usaha yang terpapar akibat Covid-19, Suahasil mengatakan, pemerintah juga telah memberikan sederet insentif usaha pada 2020-2021. Insentif ini antara lain insentif pajak yang telah dimanfaatkan hingga Oktober 2021 sebesar Rp 60,57 triliun.

“Jika dunia usaha butuh support dari pemerintah silahkan minta bantuan ke pemerintah. Maka pemerintah akan memberikan insentif yang luar biasa bagi pengusaha. Sebelumnya suda h dibuktikan. Nantinya juga secara bertahap insentif ini akan dikurangi terutama yang dalam rangka pemulihan ekonomi dan berubah menjadi insentif yang berupa struktural seperti tax holiday,” jelas Suahasil.

Menurut Suahasil, tax holiday dihapus karena insentif tersebut hanya diperuntukkan bagi proyek besar. Karena masih dalam kondisi pandemi, maka investor besar justru berkurang dan akhirnya insentif ini minim peminat.

Baca Juga: Penerimaan PPh dari Orang Super Kaya Bisa Menjadi Andalan

Sehingga nantinya saat perekonomian sudah membaik dan menuju normal, pemerintah akan memberlakukan lagi insentif tersebut untuk sektor-sektor tertentu, dan juga dipastikan akan ada investor yang mau berinvestasi besar.

Selanjutnya, Suahasil mengatakan, insentif-insentif yang berupa relaksasi dalam periode pandemi harus dilakukan penelusuran dan pendalaman secara terus menerus. Menurut dia, selama pandemi terus berlangsung maka akan terus dilakukan relaksasi.

Akan tetapi, jika dunia usaha pelan-pelan mulai mendapatkan pendapatan dan bangkit kembali, maka peran dari APBN akan diturunkan. “Kita berharap jika angka Covid bisa ditahan terus seperti di angka sekarang dan kegiatan ekonomi akan berkembang di dalam tatanan kerja yang baru dibawa UUD yang baru. Maka pemulihan ekonomi dapat bisa cepat dicapai,” pungkas dia. 

Baca Juga: Insentif Kartu Prakerja gagal cair muncul di dashboard, ini 5 penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×