Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) menandatangani Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) pekan ini.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga yang ditugaskan Presiden Joko Widodo untuk mempercepat perundingan perdagangan mengatakan bahwa ini adalah kado untuk masyarakat dan pelaku usaha Indonesia.
Pasalnya, melalui IK-CEPA, akses produk barang dan jasa Indonesia ke Korea Selatan akan makin mudah dan murah. Dengan begitu, diharapkan terjadi lonjakan ekspor Indonesia mulai tahun depan Ketika perjanjian ini sudah diratifikasi kedua belah pihak.
“Kita berharap utilisasi surat keterangan asal (SKA) sebagai implementasi IK-CEPA bisa melonjak sebagaimana perjanjian-perjanjian lain yang sudah kita selesaikan.” Kata Jerry dalam keterangannya, Sabtu (19/12).
Baca Juga: Indonesia dan Korea Selatan resmi tandatangani IK-CEPA, dorong investasi dua arah
Ia mengatakan, IK-CEPA menguntungkan Indonesia dilihat dari komparasi pos tarif dari masing-masing negara. Secara keseluruhan, Korea akan mengeliminasi 95,54% pos tarif barang dan jasa dari Indonesia.
Sebaliknya, Indonesia hanya mengeliminasi 92,06% pos tarif produk barang dan jasa dari Korea. Selain itu, IK-CEPA juga memberikan preferensi tarif sebagai fasilitasi investasi dari Korea untuk membuka. Jumlahnya sebanyak 0,96%. Dilihat dari komposisi preferensi tarif tersebut, selain arus ekspor meningkat, ekonomi dalam negeri juga akan lebih bisa tumbuh dengan kemudahan investasi dari Korea di Indonesia.
Secara detail, IK-CEPA akan mengintegrasikan pasar yang besar di Korea dan Indonesia. IK-CEPA juga akan menjadi elemen penguat ekspor Indonesia di Kawasan Asia selain pola kerja sama lain seperti Regional Economic Partnership Agreement (RCEP) yang juga baru saja ditandatangani beberapa waktu yang lalu.
“Pasar Asia terus tumbuh dan akan menjadi contributor utama ekonomi dunia. Ini yang harus dimanfaatkan. Indonesia harus jadi pelaku penting dalam mata rantai produksi global serta mengambil peran yang besar dalam integrasi Asia," tambah Jerry.
Baca Juga: Kemendag sebut tingkat kedalaman komitmen RCEP dan IK-CEPA berbeda
Wamendag melanjutkan bahwa penyelesaian IK-CEPA mempertegas kinerja Kemendag dan Kementerian/Lembaga lain dalam diplomasi ekonomi dan perdagangan luar negeri. Indonesia berkomitmen untuk mendukung terciptanya ekonomi yang terbuka, adil dan inklusif baik di level bilateral, regional maupun global. Hal ini diodorong oleh kemanfaatannya dalam membangkitkan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat.
“Semua pilar ekonomi harus dioptimalkan guna mencapai kesejahteraan,” ungkap Jerry.
Jerry menilai kolaborasi antar stake holder dalam upaya menggenjot ekspor makin bagus. Bahkan pandemic bukan halangan. Sebagai contoh, ia menyebut Trade Expo Indonesia (TEI) tahun ini bisa melampaui target transaksi.
Baca Juga: Transaksi Trade Expo Indonesia 2020 lampaui target, Wamendag beberkan strateginya
Transaksi TEI 2020 tercatat mencapai US$ 1,2 miliar atau 120% dari yang ditargetkan. Indonesia juga mencatatkan surplus perdagangan luar negeri yang terbesar sejak tahun 2013. Saat ini surplus Indonesia mencapai lebih dari US$ 19 miliar. Capaian Kementerian Perdagangan ini sangat penting bagi mitigasi dan kebangkitan ekonomi selama pandemic covid-19.
“Puji syukur kami bisa berkinerja sangat baik tahun ini. Di tengah sector lain yang mungkin kurang optimal karena berbagai hambatan akibat Covid, perdagangan dalam negeri maupun luar negeri mencatat hasil yang sangat baik. Di dalam negeri tidak ada gejolak harga yang signifikan dan kebutuhan masyarakat selalu tersedia. Sedangkan di perdagangan luar negeri kinerja ekspor kita surplus banyak. Ini hasil kerja keras kita Bersama," pungkas Jerry.
Selanjutnya: Kemendag targetkan ekspor non migas mencapai US$ 180 miliar di 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News