kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wah, perokok baru mau berhenti merokok kalau harga per bungkus Rp 70.000


Kamis, 19 September 2019 / 17:02 WIB
Wah, perokok baru mau berhenti merokok kalau harga per bungkus Rp 70.000
ILUSTRASI. Pekerja melinting rokok Sigaret Kretek Tangan (SKT)


Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

Beberapa jenis hasil tembakau yang populer selain SKM adalah sigaret putih mesin (SPM) dan sigaret kretek tangan (SKT). Abdillah menyebutkan, SKM golongan I yang harganya paling mahal, justru bisa memproduksi lebih dari tiga miliar batang rokok per tahun.

Menurut Abdillah, kenaikan cukai dan HJE sebesar dua kali lipat harus, karena saat ini pasar SKM menguasai pasar rokok. Berdasarkan data yang ia miliki, pada 2018, rokok SKM memiliki pangsa pasar 73% dari total produksi rokok.

Baca Juga: Produksi rokok berpotensi turun 15% tahun 2020 sebagai dampak kenaikan cukai

Bahkan tahun lalu juga tercatat industri rokok SKM golongan I memproduksi 211 miliar batang per tahun. "Artinya apa? Artinya, harga termahal masih mampu dibeli orang-orang, masih mau beli. Jadi belum cukup tinggi harga termahal pun. Usulan saya, cukai SKM I dinaikkan, iklan rikok dilarang," ujar dia.

Di sisi lain, Abdillah menambahkan, pemerintah perlu memberikan intensif berupa kenaikan cukai yang lebih rendah terhadap industri rokok SKT. Soalnya, jenis industri ini lah yang paling menyerap tenaga kerja. "Kalau mau membela petani tembakau, larang lah rokok mesin," katanya.

Penulis: Mutia Fauzia

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perokok Bakal Berhenti Merokok Jika Harga Per Bungkus Rp 70.000"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×