kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Wabah virus corona berpotensi menambah tekananan terhadap ekspor Indonesia


Senin, 27 Januari 2020 / 21:01 WIB
Wabah virus corona berpotensi menambah tekananan terhadap ekspor Indonesia
ILUSTRASI. Kontainer terlihat di pelabuhan di Huaian, provinsi Jiangsu, Cina 5 Mei 2019. Foto diambil 5 Mei 2019.


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merebaknya virus corona yang berasal dari China semakin mengkhawatirkan perekonomian global maupun dalam negeri. Jika kasus virus corona berkepanjangan, neraca perdagangan Indonesia berpotensi makin tertekan. 

Untuk jangka pendek, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal mengatakan, dampak penyebaran virus corona terhadap perekonomian hanya akan terlihat nyata pada sektor pariwisata dan sektor jasa. 

Baca Juga: Virus corona diprediksi akan memukul ekspor dan impor Indonesia ke China

“Seperti kita tahu, proporsi turis China di Indonesia mencapai 10%-12% dan mereka juga punya spending behaviour yang cukup agresif saat berwisata di dalam negeri kita. Dampak ke sektor pariwisata pasti ada dalam jangka pendek ini,” tutur Fithra saat dihubungi, Senin (27/1). 

Jika penyebaran virus corona makin meluas dan tidak dapat tertangani hingga tiga atau empat bulan ke depan, Fithra menyebut, bukan tak mungkin dampak ke perekonomian global maupun Indonesia akan semakin meluas.

Baca Juga: 100 hari Jokowi-Ma'ruf Amin dinilai minim gebrakan untuk pertumbuhan ekonomi

Sebab, mewabahnya virus corona telah menyebabkan China mengisolasi sejumlah wilayah di negaranya sehingga aktivitas perekonomian di wilayah-wilayah tersebut menjadi tersendat bahkan berhenti. 

“Rantai produksi global akan terpengaruh seiring dengan pusat-pusat industri di sana yang tidak berproduksi optimal sehingga menyebabkan kontraksi. Berkurangnya konsumsi dan permintaan juga akan berpengaruh pada perdagangan internasional antara China dan Indonesia,” lanjut dia. 

Belum lagi, penyebaran virus corona yang berlarut-larut bisa semakin menekan harga komoditas. Pemicunya sama, melemahnya produktivitas China sehingga permintaan terhadap barang kebutuhan industri dan bahan baku semakin terbatas. 

Sentimen virus corona semakin memperburuk imbas perang dagang dan perlambatan ekonomi yang sebelumnya telah menekan ekspor Indonesia ke China. Padahal, China merupakan rekan utama dan memiliki peran sekitar 20% pada keseluruhan perdagangan internasional Indonesia. 

Baca Juga: Rupiah diproyeksi kembali melemah pada perdagangan besok

“Skenario terburuk adalah kasus virus corona ini berkepanjangan lebih dari empat bulan, sehingga perhitungan kasarnya bisa menurunkan pertumbuhan PDB Indonesia sekitar 0,2%-0,4%. Dampak besarnya pada perdagangan kita mungkin tidak secara langsung, tapi lebih dampak regional," tandas Fithra. 

Meski begitu, tentunya tetap ada harapan virus corona bisa segera tertangani secara cepat dan sigap oleh pemerintah China maupun global. Berkaca pada kasus SARS pada 2003 silam, wabah semacam ini bisa teratasi kurang dari empat bulan sehingga tekanan perekonomian terhadap China hanya dalam jangka pendek dan bisa berbalik membaik setelahnya. 

Baca Juga: Virus corona kian menyebar, Arab Saudi monitor perkembangan pasar minyak global

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×