Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran wabah virus corona di China dan sejumlah negara berpotensi menekan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada awal tahun 2020 ini. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia banyak mengimpor produk non migas dari China. Impor produk ini dinliai akan terhambat akibat virus corona ini.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan, saat ini impor dari China mencapai 29,95% dari total pangsa impor non migas Indonesia atau mencapai US$ 44,58 miliar di sepanjang tahun 2019.
Baca Juga: 100 hari Jokowi-Ma'ruf Amin dinilai minim gebrakan untuk pertumbuhan ekonomi
Dengan jumlah yang besar tersebut, Bhima meminta agar importir dan pemerintah berhati-hati atau melakukan inspeksi kesehatan yang lebih ketat. Karena virus corona ini juga berpotensi terbawa lewat produk yang diimpor.
"Apalagi biasanya Indonesia impor bahan konsumsi, yaitu makanan dan minuman, produk ternak, buah-buahan," terang Ekonom INDEF Bhima Yudhistira kepada Kontan.co.id, Senin (27/1).
Baca Juga: Rupiah diproyeksi kembali melemah pada perdagangan besok
Hanya saja, inspeksi kesehatan yang lebih ketat tersebut menyebabkan adanya potensi penurunan impor barang, khususnya konsumsi, dalam kisaran 5% - 10%. Ini pun akan berpengaruh terhadap total kinerja impor Indonesia.
Namun, Bhima melihat bahwa ini menjadi momentum yang pas untuk mengurangi ketergantungan dari China, khususnya barang konsumsi dan memanfaatkan barang domestik.