Reporter: Venny Suryanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melihat perkembangan terakhir pada pandemi corona (Covid-19) di Indonesia, nilai tukar rupiah yang melemah, dan harga minyak dunia yang tertekan, Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2020 menjadi 2,5% dari sebelumnya 4,3%, namun mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi 4,8% untuk tahun 2021.
Menurut Eric Alexander Sugandi, Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan Republik Indonesia, proyeksi tersebut yang didasarkan pada asumsi bahwa pandemi Covid-19 di seluruh dunia akan berakhir di semester II-2020.
Baca Juga: Pemerintah beri relaksasi pada penerima KUR yang terdampak wabah corona
Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga BI 7-day Reverse Repo Rate di 4,50% di bulan ini suah sesuau sesuai dengan ekspektasi IKS. BI juga memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah sebesar 200 basis points (bps) untuk bank umum konvensional dan 50 bps untuk bank umum syariah/unit usaha syariah, mulai berlaku per 1 Mei 2020.
IKS melihat bahwa BI masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut walaupun belum akan melakukannya untuk sementara waktu, mengingat kondisi rupiah yang masih rentan untuk melemah karena arus modal keluar (capital outflows). IKS memprakirakan BI 7-day Reverse Repo Rate di 4,25% per akhir tahun 2020.
Baca Juga: Investor asing mulai kabur, BKPM: Realisasi investasi bisa turun 5,6% dari target
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News