kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Varian Omicron Bisa Gerus Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Senin, 17 Januari 2022 / 10:11 WIB
Varian Omicron Bisa Gerus Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Laju perekonomian Indonesia bisa saja terganjal lagi Covid-19.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju perekonomian Indonesia bisa saja terganjal lagi Covid-19. Setelah berhasil mengendalikan varian delta, pemerintah kini berjuang menghadapi varian omicron. 

Meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut tingkat fatalitas varian omicron relatif lebih rendah dibandingkan varian delta. Tetapi tetap saja ini bisa menjadi ancaman bagi sektor kesehatan dan perekonomian. 

Danareksa Research Institute (DRI) mengatakan, varian omicron ini kemudian berpotensi menghambat pemulihan ekonomi di tahun 2022, terutama pemulihan konsumsi masyarakat. 

Hal ini terjadi, bila penyebaran makin tinggi dan pemerintah akan menarik rem darurat berupa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 lagi untuk mengurangi mobilitas masyarakat. 

“Jika PPKM Level 4 kembali diberlakukan, terjadi potensi pengurangan konsumsi masyarakat sebesar 0,93% dan investasi sebesar 0,24% dari baseline perkiraan kami,” ujar Kepala Ekonom DRI Rima Prama Artha dalam laporannya, seperti dikutip Senin (17/1). 

Baca Juga: Meskipun Kasus Covid-19 Melonjak, Pemerintah Tak Lakukan Pengetatan

Perkiraan lembaga tersebut, pertumbuhan konsumsi rumah tangga bisa mencapai 5,22% yoy pada tahun ini. Namun, dengan adanya PPKM level 4, berarti pertumbuhan komponen ini bisa tergerus ke 4,29% yoy. 

Sedangkan pertumbuhan investasi digadang bisa mencapai 4,37% yoy. Dengan potensi penurunan akibat PPKM level 4, pertumbuhan komponen investasi bisa hanya mentok di 4,13% yoy. 

Dengan kondisi tersebut, pertumbuhan ekonomi tahun 2022 yang awalnya digadang bisa tumbuh 5,11% yoy, dengan adanya PPKM level 4 bisa menyusut 0,54% menjadi 4,57% yoy.  

Namun sebaliknya, Rima melihat, ada potensi belanja pemerintah akan naik 1,45% dari baseline awal yang sebesar 3,35% yoy menjadi 4,80% yoy, karena realokasi anggaran ke anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Dalam hal ini, memang peran pemerintah sangat diperlukan untuk menjaga konsumsi dan juga daya beli. Bahkan, Rima pun menganjurkan adanya penyesuaian pada program bantuan sosial (bansos) yang sebelumnya sudah dianggarkan Rp 414 triliun. 

Baca Juga: Menteri Luhut Prediksi Puncak Covid-19 Omicron Maret 2022, Ini Gejala & Masa Inkubasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×