Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan vaksin corona AstraZeneca dengan nomor batch CTMAV547 dihentikan sementara. Penghentian dilakukan sebab batch tersebut tengah diselidiki mengenai adanya dugaan efek samping setelah penyuntikan.
"Investigasi yang dilakukan adalah pengujian toksisitas dan abnormal serta sterilisasi dari vaksin tersebut," ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dikutip dari Kompas.com, Jumat (21/5).
Namun, Wiku mengatakan, vaksin AstraZeneca selain batch (kumpulan produksi) CTMAV547 akan tetap diberikan kepada masyarakat. Pemberian ini khususnya diperuntukkan bagi individu yang baru satu kali menerima dosis vaksin.
"Vaksin AstraZeneca non batch CTMAV547 akan tetap diberikan kepada masyarakat. Khususnya bagi individu yang baru menerima suntikan dosis pertama. Hal ini demi mencapai kekebalan individu yang sempurna dengan dua dosis vaksin," kata Wiku.
Baca Juga: Moderna dan Novavax sepakat perpanjang produksi vaksin di Korea Selatan
Tidak disarankan untuk di bawah 30 tahun
Terkait efek vaksin AstraZeneca, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, pihaknya tidak menyarankan vaksin tersebut diberikan kepada seseorang di bawah 30 tahun. Hal itu dia ungkapkan melalui akun Twitternya, @ProfesorZubairi, 21 Mei 2021.
"Ada pertanyaan lagi kepada saya tentang AstraZeneca. Apakah boleh untuk orang di bawah 30 tahun? Saya jawab, tidak boleh. Kenapa? Karena beberapa kejadian di Inggris mengaitkannya dengan pembekuan darah. Ada 79 kasus dari 20 juta dosis vaksin, 19 di antaranya meninggal," tulis dia.
Pihaknya juga melanjutkan, mengenai risiko dan manfaat penggunaan vaksin AstraZeneca. "Tidak ada pengobatan atau vaksin yang bebas dari risiko. Bagi saya, AstraZeneca memberi lebih banyak manfaat daripada risiko. Namun, untuk di bawah usia 30, vaksin lain mungkin pilihan yang lebih baik," tutur dia.
Zubairi juga menyarankan agar Indonesia dapat mengikuti rekomendasi dari Inggris tersebut. Hal itu mengingat Inggris telah melakukan vaksinasi dengan AstraZeneca sebanyak lebih dari 22 juta penduduk. "Saya menyarankan agar sementara belum ada bukti ilmiah di Indonesia, kita mengikuti rekomendasi inggris berdasarkan pengalaman menyuntik vaksin AZ di 22.6 juta penduduknya, yaitu jangan memberikan vaksin AZ pada orang sehat yang berumur kurang dari 30 tahun," kata Zubairi kepada Kompas.com, (21/5).
Baca Juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19, dosis kedua capai 9.711.246 hingga Jumat (21/5)
Penggunaan AstraZeneca di Inggris
Pihaknya menyebutkan, Inggris telah mengeluarkan pedoman pemakaian vaksin AstraZeneca setelah 242 kejadian pembekuan di pembuluh darah vena dengan 49 meninggal. Data dan pedoman tersebut dikeluarkan sampai dengan 28 April 2021. "Vaksin AZ telah disuntikkan sebanyak 22,6 juta di penduduk Inggris sampai tanggal tersebut, angka kejadian clot 10.5 per 1 juta suntikan," jelas dia.
Dia juga menyarankan, orang dengan riwayat jumlah trombosit berkurang setelah pengobatan heparin jangan diberikan suntikan AstraZeneca.
Sementara itu dikutip dari BBC (7/5), Pemerintah Inggris menaikkan batas usia penggunaan vaksin AstraZeneca, yaitu tidak boleh diberikan untuk yang berusia di bawah 40 tahun. Sebelumnya vaksin AstraZeneca tidak disarankan diberikan pada usia di bawah 30 tahun.
Kebijakan tersebut dikeluarkan mengingat risiko AstraZeneca dinilai sedikit lebih tinggi pada kelompok usia yang lebih muda. Regulator keamanan obat-obatan Inggris mengatakan telah terjadi 242 kasus pembekuan dan 49 kematian, dengan 28,5 juta dosis vaksin telah diberikan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Vaksin AstraZeneca Disarankan Tidak untuk Orang di Bawah 30 Tahun, Ini Alasannya.
Penulis: Nur Rohmi Aida
Editor: Rizal Setyo Nugroho
Baca Juga: Komnas KIPI tegaskan sampai saat ini tidak ada yang meninggal karena vaksinasi Corona
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News