kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,75   12,44   1.37%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang luar negeri RI naik 10,1% menjadi US$ 391,8 miliar, ini rinciannya


Kamis, 15 Agustus 2019 / 13:33 WIB
Utang luar negeri RI naik 10,1% menjadi US$ 391,8 miliar, ini rinciannya
ILUSTRASI. Ilustrasi Opini - Membaca Arah Utang Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengatakan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal II 2019 tumbuh 10,1% (yoy) atau mencapai US$ 391,8 miliar, yang terdiri dari ULN pemerintah dengan The Fed sebesar US$ 195,5 miliar dan ULN swasta termasuk BUMN sebesar US$ 196,3 miliar.

Pertumbuhan ULN pada kuartal ini lebih tinggi dari pertumbuhan pada kuartal I 2019 yang hanya mencapai sebesar 8,1% (yoy). Hal ini disebabkan oleh transaksi penarikan neto ULN dan penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang menyebabkan utang dalam rupiah tercatat lebih besar dalam denominasi dolar Amerika Serikat.

Baca Juga: BPS: Neraca perdagangan Juli defisit sebesar US$ 63,5 juta

Namun, menurut rilis dari BI, pertumbuhan ULN pemerintah pada kuartal ini meningkat. Pada akhir kuartal II 2019 tercatat sebesar US$ 192,5 miliar atau meningkat sebesar 9,1% (yoy). Sementara pada kuartal sebelumnya hanya sebesar 3,6% (yoy).

BI mencatat, pertumbuhan ini juga sejalan dengan meningkatnya kepercayaan investor asing terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Peningkatan kepercayaan seiring juga dengan kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor's pada Mei 2019.

Ini mendorong pembelian neto Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan global oleh asing pada kuartal II 2019. 

ULN pemerintah ini diprioritaskan untuk pembangunan, terutama pada sektor produktif yang dinilai mampu mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga: Pemerintah tambah utang sebesar US$ 2 miliar, setara Rp 28 triliun hingga Juli

Sektor-sektor itu antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial dengan porsi 18,9% dari total ULN pemerintah, sektor konstruksi sebesar 16,4% dari total, sektor jasa pendidikan sebesar 15,9%, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 15,2%, serta sektor jasa keuangan dan asuransi dengan porsi 14% dari total ULN Pemerintah.

Baca Juga: BPS umumkan neraca perdagangan, ikuti siaran live streaming di sini

Sementara itu, ULN swasta tercatat tumbuh melambat. Pada kuartal II 2019 hanya tumbuh sebesar 11,4% (yoy). Sementara pada kuartal sebelumnya mencapai 13,3% (yoy). Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pembayaran pinjaman oleh korporasi.

Bila dilihat secara sektoral, ULN Swasta ini didominasi dengan sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian. Total kontribusi sektor-sektor tersebut mencapai 76,9% dari total ULN swasta.

Dilihat dari data tersebut, BI mengklaim bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat. Pada kuartal II 2019, rasio ULN Indonesia terhadap PDB sebesar 36,8%. Lebih baik dari kuartal sebelumnya. Selain itu, struktur ULN Indonesia juga didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan kontribusi 87,0% dari total ULN.

Baca Juga: Utang luar negeri Indonesia di akhir triwulan II-2019 tumbuh 10,1%

BI pun akan terus berusaha dalam memantau perkembangan ULN. Bersama pemerintah juga akan terus meningkatkan koordinasi dalam memantau. BI juga akan terus berhati-hati dalam mengelola ULN.

Selain itu, ULN ini akan terus dioptimalkan karena sebagai penyokong pembiayaan pembangunan Indonesia dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×