kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang luar negeri Indonesia naik, sudah mencapai US$ 413,4 miliar per Oktober


Selasa, 15 Desember 2020 / 11:04 WIB
Utang luar negeri Indonesia naik, sudah mencapai US$ 413,4 miliar per Oktober
ILUSTRASI. Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Oktober 2020 kembali meningkat. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi ULN pada Oktober 2020 sebesar US$ 413,4 miliar.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir Oktober 2020 kembali meningkat. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi ULN pada Oktober 2020 sebesar US$ 413,4 miliar. 

Posisi ini lebih tinggi daripada posisi ULN pada bulan September 2020 yang sebesar US$ 408,54 miliar. Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkapkan, posisi ULN pada akhir Oktober 2020 terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar US$ 202,6 miliar serta ULN sektor swasta termasuk BUMN sebesar US$ 210,8 miliar. 

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ULN Indonesia pada akhir Oktober 2020 sebesar 3,3% yoy, turun dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3,8% yoy. Terutama dipengaruhi perlambatan ULN pemerintah,” kata Erwin, Selasa (15/12). 

Terperinci, ULN pemerintah pada Oktober 2020 tercatat sebesar US$ 199,8 miliar atau tumbuh 0,3% yoy. Pertumbuhannya turun dari pertumbuhan pada bulan September 2002 yang sebesar 1,6% yoy. 

Baca Juga: Kemenkeu: Diaspora Bond ditargetkan terbit pada Semester II-2021

Perlambatan pertumbuhan ini dipengaruhi oleh pembayaran pinjaman luar negeri pemerintah di tengah kembalinya aliran masuk modal asing di pasar surat berharga negara (SBN) seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun. “Juga didukung persepsi positif investor yang tetap terjaga terhadap prospek perbaikan perekonomian domestik,” tambah Erwin. 

Kemudian, ULN pemerintah ini diklaim tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, serta akuntabel untuk mendukung belanja prioritas dan menangani pandemi Covid-19, juga pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). 

Di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 23,8% dari total ULN pemerintah, sektor konstruksi sebesar 16,6%, sektor jasa pendidikan 16,5%, sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 11,8%, serta sektor jasa keuangan dan asuransi dengan porsi 11,4% dari total. 

Baca Juga: Turun tipis, cadangan devisa Indonesia bulan November capai US$ 133,6 miliar

Lebih lanjut, ULN swasta tercatat tumbuh meningkat dari pertumbuhan pada bulan September 2020. Pada Oktober 2020, ULN swasta tercatat tumbuh 6,4% yoy, naik dari 6,1% yoy pada bulan sebelumnya. 

Perkembangan ini didorong oleh naiknya pertumbuhan ULN lembaga keuangan sebesar 0,1% yoy, setelah terkontraksi minus 0,9% yoy pada bulan September 2020. Sementara itu, pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) relatif stabil sebesar 8,3% (yoy). 

Berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,4% dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan.

Baca Juga: Utang pemerintah terus membengkak mencapai Rp 5.877 triliun hingga Oktober 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×