kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Utang luar negeri dan domestik swasta naik karena faktor musiman


Selasa, 18 September 2018 / 20:52 WIB
Utang luar negeri dan domestik swasta naik karena faktor musiman
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Utang luar negeri (ULN) swasta per akhir Juli 2018 mengalami peningkatan secara bulanan dan tahunan. Bahkan, pertumbuhan secara tahunannya juga meningkat meski tipis.

Dari data Bank Indonesia (BI), total ULN swasta dan BUMN hingga akhir Juli 2018 mencapai US$ 177,15 miliar. Posisi itu naik 0,53% dibanding Juni lalu yang tercatat US$ 176,21 miliar.

Secara tahunan, ULN swasta dan BUMN akhir Juli tercatat tumbuh 5,9% year on year (yoy). Pertumbuhannya, sedikit lebih tinggi dibanding pertumbuhan ULN akhir Juni 2018 yang sebesar 5,4% yoy.

Sejalan dengan itu, outstanding obligasi korporasi dalam negeri juga meningkat, setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan.

Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), outstanding korporasi Juli mencapai Rp 405,65 triliun, naik 0,77% dari posisi akhir bulan sebelumnya.

Peneliti Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, kenaikan utang swasta tersebut karena normalisasi perdagangan dan aktivitas bisnis pasca libur panjang lebaran.

"Bulan Juni berkaitan dengan faktor musiman libur panjang Lebaran. Jadi ketika Juli mulai tumbuh lagi," kata Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (18/9).

Ia juga melihat, keperluan swasta untuk mencari utang baru lebih karena refinancing untuk pembayaran utang jatuh tempo. Sedangkan untuk ekspansi, mereka masih menahan.

Menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi penarikan utang swasta. Mulai dari pelemahan rupiah yang berpengaruh kepada biaya produksi, hingga kebijakan bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS). Semakin mahal bunga, swasta semakin memilih untuk tidak agresif menambah utang baru.

Selain itu, fundamental domestik seperti proyeksi penjualan dan permintaan agregat juga mempengaruhi kepercayaan swasta dalam ekspansi lewat utang. "Setidaknya sampai 2019 tren utang swasta akan seperti itu," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×