kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.869   11,00   0,07%
  • IDX 7.309   113,55   1,58%
  • KOMPAS100 1.124   19,29   1,75%
  • LQ45 895   17,87   2,04%
  • ISSI 222   1,95   0,88%
  • IDX30 458   9,42   2,10%
  • IDXHIDIV20 552   12,65   2,34%
  • IDX80 129   1,95   1,53%
  • IDXV30 137   2,69   2,00%
  • IDXQ30 153   3,46   2,32%

Upah petani naik, daya beli tetap lemah


Senin, 16 Oktober 2017 / 23:34 WIB
Upah petani naik, daya beli tetap lemah


Reporter: Siti Rohmatulloh | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upah buruh tani nasional pada September 2017 tercatat naik dibanding Agustus 2017, baik rata-rata upah nominal maupun upah riil.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, upah nominal harian buruh tani nasional naik sebesar 0,27%, yaitu dari Rp 50.079 menjadi Rp 50.213 per hari. Sementara upah riil mengalami kenaikan sebesar 0,54% yaitu Rp 30.758 menjadi Rp 37.711.

Kenaikan juga dialami upah nominal harian buruh bangunan sebesar 0,02% dibanding upah Agustus 2017, yaitu dari Rp 84.362 menjadi Rp 84.378 per hari. Sementara upah riil mengalami penurunan sebesar 0,11%, yaitu dari Rp 64.939 menjadi Rp 64.867.

Untuk kategori lainnya, upah nominal buruh potong rambut wanita per kepala juga tercatat naik sebesar 0,25%. Begitu juga dengan upah riil yang naik sebesar 0,2%.

Upah riil buruh/pekerja menggambarkan daya beli dari pendapatan yang diterima. Mohammad Faisal, Direktur Penelitian CORE menyatakan kebijakan yang memengaruhi aspek keadilan ekonomi seperti pencabutan beberapa subsidi energi secara akumulatif berdampak pada daya beli terutama 40% penduduk berpendapatan rendah.

Menurut ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, kenaikan pendapatan tidak akan membantu banyak ketika inflasi masih tinggi.

"Untuk apa pendapatan saya naik kalau inflasinya juga naik?" ujar Faisal Basri ditemui usai mengisi diskusi bertemakan ekonomi politik, Senin (16/10).

Peningkatan daya beli masyarakat hanya bisa dicapai jika pendapatannya dapat melebihi pengeluaran yang juga meninggi akibat inflasi dan faktor lainnya.

Ini memungkinkan apabila tersedia kesempatan atau peluang di industri padat karya. Selain itu, pemerintah perlu mengupayakan agar harga kebutuhan petani tidak memberatkan seperti mahalnya harga pupuk dan kebutuhan lain. Ini berakar pada pembangunan infrastruktur yang masih terfokus di perkotaan sementara pembangunan di desa masih belum cukup sepadan.


Upah Petani Naik, Daya Beli Tetap Lemah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×