kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, BI memangkas suku bunga acuan hingga empat kali


Kamis, 31 Oktober 2019 / 11:21 WIB
Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, BI memangkas suku bunga acuan hingga empat kali
ILUSTRASI. Bank Indonesias logo is seen at Bank Indonesia headquarters in Jakarta, Indonesia, January 17, 2019.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  YOGYAKARTA. Pertumbuhan ekonomi domestik mengalami perlambatan sepanjang tahun ini. Merespons perlambatan tersebut, Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuannya atau BI7-Day Reserve Repo Rate (BI-7DRR) hingga empat kali guna menjaga momentum di tahun 2019.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG BI) tanggal 23-24 Oktober yang lalu, BI kembali menurunkan BI7-DRR sebesar 25 basis points (pbs) menjadi 5% sehingga sejak Juli 2019, BI telah menurunkan suku bunga kebijakan sebanyak 4 kali berturut (100 bps) dari tahun lalu yang mencapai 6%.

Baca Juga: Chatib Basri ramal perang dagang AS dan China akan terus berlanjut

Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Retno Ponco Windarti mengatakan, respons BI menurunkan suku bunga acuannya tidak dipungkiri karena pertumbuhan ekonomi dunia makin melambat.

Retno menilai pertumbuhan ekonomi dunia yang melemah tersebut terutama dipengaruhi oleh penurunan volume perdagangan akibat ketegangan hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China serta berkurangnya kegiatan produksi di banyak negara.

Mengingat AS dan China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia. Demikian juga perekonomian di Eropa, Jepang, Tiongkok dan India dan beberapa negara lainnya. Sehingga kondisi terebut berdampak pada kembali menurunnya harga minyak dan komoditas global yang kemudian menyebabkan tetap lemahnya tekanan inflasi.

Di sisi lain, berbagai negara merespons perkembangan ini dengan melonggarkan kebijakan moneter dan memberikan stimulus fiskal. Sementara itu, sedikit meredanya ketidakpastian pasar keuangan global mendorong aliran masuk modal ke negara berkembang.

Retno menyampaikan ke depan, berbagai ketidakpastian dari ketegangan hubungan dagang AS dan China serta risiko geopolitik lain tetap perlu dicermati karena dapat memengaruhi upaya mendorong pertumbuhan ekonomi domestik dan menjaga arus masuk modal asing sebagai penopang stabilitas eksternal.

“Perekonomian dunia yang belum kondusif memengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik,” kata Retno dalam Seminar Riset Stabilitas Sistem Keuangan, di Hotel Tentram, Yogyakarta, Kamis (31/10).

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Bank Danamon (BDMN) Usai Diakuisisi MUFG Bank

Kata Retno pertumbuhan ekspor sepanjang 2019 sedikit membaik, meskipun masih mengalami kontraksi, di tengah permintaan global dan harga komoditas global yang menurun.

Sedangkan, investasi khususnya investasi non bangunan belum kuat. Kemudian, konsumsi rumah tangga tumbuh stabil didukung oleh inflasi yang rendah dan bantuan sosial pemerintah.

Ke depan, Retno berharap bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah dapat mempertahankan momentum  pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprakirakan berada di sekitar batas bawah kisaran 5,0%-5,4% pada tahun 2019 ini dan meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1%-5,5% pada tahun 2020.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×