kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Trending Topic: Eropa bisa mati kutu, SIM bisa buat e-money


Sabtu, 24 Agustus 2019 / 10:15 WIB
Trending Topic: Eropa bisa mati kutu, SIM bisa buat e-money


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah isu yang Kontan.co.id angkat kemarin (22/8) menjadi trending topic. Misalnya, Lion Air pesan ratusan Airbus, Uni Eropa bisa mati kutu.

Kemudian, trending topic lainnya adalah mantan menteri SBY mundur dari dirut KRAH dan SIM bisa sekaligus berfungsi sebagai uang elektronik. Berikut tiga isu yang menjadi trending topic:

Uni Eropa Bisa Mati Kutu

Keberanian Pemerintah Indonesia melawan Uni Eropa yang menghambat ekspor biodiesel tengah diuji. Jika pemerintah tidak sekadar pamer gertak sambal soal menghambat masuknya Airbus ke Indonesia, Uni Eropa bisa mati kutu.

Pasalnya, Airbus mengantongi daftar pesanan pesawat hingga ratusan unit dari maskapai penerbangan Indonesia. Lion Air Group saja memiliki pesanan setidaknya 244 pesawat dari perusahaan pembuat pesawat yang punya pabrik tersebar di beberapa negara eropa itu.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku sudah berbicara dengan bos Lion Air Group, Rusdi Kirana. Keduanya membicarakan opsi hambatan impor atas pesawat Airbus.

"Saya bilang ke Pak Rusdi, bagaimana dengan Airbus, dan Pak Rusdi bilang, oh itu bagus," ujar Enggartiasto, Rabu (21/08). Nah, Lion Air Group saja memiliki pesanan ratusan pesawat dari pabrikan yang berbasis di Prancis itu.

Baca Juga: Lion Air Group pesan ratusan pesawat Airbus, Uni Eropa bisa mati kutu

Mantan Menteri SBY Mundur

Kabar mengejutkan datang dari PT Grand Kartech Tbk (KRAH). Direktur utama (dirut) dan seorang direktur perusahaan tersebut mengundurkan diri dari jabatannya.

Merujuk keterbukaan informasi pada Kamis Malam (22/08), Dirut PT Grand Kartech Tbk yang mengundurkan diri adalah Hamid Awalludin. Hamid merupakan mantan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia pada jilid pertama pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Hamid masuk ke jajaran direksi Grand Kartech menggantikan dirut sebelumnya, Kenneth Sutardja. Sementara Direktur PT Grand Kartech Tbk yang ikut mengundurkan diri adalah I Nyoman Winten. 

Pada 15 Agustus 2019, Kenneth divonis hukuman satu tahun dan 9  bulan penjara serta denda Rp 100 juta subsider tiga bulan kurungan oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta. Kenneth terbukti bersalah dari kasus suap pengadaan barang dan jasa di PT Krakatau Steel Tbk (KRAS).

Baca Juga: Mantan Menteri Era SBY Mundur dari Jabatan Dirut Grand Kartech (KRAH)

SIM Bisa Buat E-money

Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) sudah melakukan soft launching Smart SIM (Surat Izin Mengemudi). Kelak, SIM pintar ini memiliki fitur uang elektronik berbasis kartu di dalamnya.

Alhasil, Smart SIM juga memiliki fungsi sebagai alat pembayaran bagi para pengendara. Korlantas Polri juga bekerjasama dengan beberapa bank untuk melakukan pengembangan SIM cerdas tersebut.

Bank-bank yang berkongsi dalam pengembangan Smart SIM itu di antaranya adalah tiga bank pelat merah. Yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

Fajar Kusuma Nugraha, Vice President Divisi E-channel BNI, mengamini hal tersebut. Namun, saat ini prosesnya masih dalam tahap uji coba alias piloting. "Dalam kerjasama besar antara Polri dengan perbankan, menjadikan SIM bisa berfungsi sebagai uang elektronik," katanya kepada Kontan.co.di, Kamis (22/8).

Baca Juga: Wow keren, SIM bisa sekaligus berfungsi sebagai uang elektronik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×