Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren surplus neraca perdagangan berpotensi berakhir pada tahun 2023. Kendati demikian, defisit neraca perdagangan diprediksi tidak terjadi dalam waktu dekat.
Oleh karena itu, tren surplus neraca perdagangan masih akan terjadi selama beberapa waktu ke depan.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, potensi perubahan tren neraca perdagangan ini terjadi karena normalisasi harga komoditas yang terjadi secara gradual akibat kondisi yang tak seburuk perkiraan.
Baca Juga: Masih Ada Potensi Surplus Neraca Dagang Hingga US$ 5 Miliar di Awal Tahun 2023
"China sudah mulai membuka kembali ekonominya dan banyak analis yang memperkirakan area Eropa hanya mengalami perlambatan ekonomi, tidak resesi," tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Senin (16/1).
Meski begitu, Faisal tak menampik kemungkinan pertumbuhan ekspor akan menurun seiring berjalannya waktu.
Dari sisi impor, diyakini pertumbuhan impor akan melebihi pertumbuhan ekspor.
Meningkatnya impor tak bisa dipandang sebagai hal yang negatif. Sebaliknya, kenaikan impor justru menunjukkan pemulihan permintaan.
Baca Juga: Bertambah, Jumlah Penduduk Miskin Per September 2022 Sebanyak 26,36 Juta Orang
"Terlebih pemerintah telah mencabut PPKM di akhir tahun 2022 dan rencana untuk melanjutkan proyek strategis nasional (PSN)," tambah Faisal.
Namun, pertumbuhan impor pada tahun ini diperkirakan akan melandai dari pertumbuhan pada tahun 2022.
Ini seiring dengan melandainya harga minyak. Selain itu, ini seiring dengan antisipasi melandainya ekspor pada tahun 2023.
"Karena dari analisis kami, sebagian bahan baku untuk memproduksi barang ekspor merupakan barang hasil impor," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News