kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,32   -12,18   -1.32%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TP Rachmat: Kualitas Manusia Jadi Penentu dan Pembeda Kemajuan, Kesejahteraan Bangsa


Sabtu, 04 Juni 2022 / 11:07 WIB
TP Rachmat: Kualitas Manusia Jadi Penentu dan Pembeda Kemajuan, Kesejahteraan Bangsa
ILUSTRASI. Pengusaha TP Rachmat bilang, kualitas manusia akan menjadi penentu dan pembeda bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kebesaran bangsa.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas manusia akan menjadi penentu dan pembeda bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kebesaran bangsa.

Banyak bangsa di dunia yang jumlah penduduknya sedikit, tidak memiliki sumber daya alam yang berlimpah, tidak memiliki posisi geografis yang menguntungkan. Namun bangsa-bangsa itu dapat memberikan dampak yang besar bagi dunia melalui beragam karyanya.

Demikian disampaikan TP Rachmat, seorang entrepreneur yang sukses membangun Grup Triputra, dalam pidato Paramadina Award bertajuk "Indonesia Raya, Seribu Tahun Lamanya", Sabtu (4/6).

TP Rachmat mengatakan, di tahun 2045 nanti, Indonesia akan berusia 100 tahun. Indonesia Emas, demikian sebagian orang menyebutnya.

Banyak pihak memberikan prediksi positif tentang peran Indonesia di kancah peradaban dunia. Kekayaan alam, besarnya jumlah penduduk, serta letak geografis Indonesia, yang membuat banyak pihak yakin akan besar dan pentingnya peran Indonesia di masa depan.

Kata TP Rachmat, kita semua menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka dengan optimisme yang luar biasa. Sebagian dari kita, mungkin akan berkesempatan mengalami masa itu, dan sebagian dari kita, mungkin tidak berkesempatan mengalaminya.

"Tapi hari ini, kita semua, mengembang amanat yang sama, untuk mengupayakan terjadinya Indonesia Emas di tahun 2045," ujar TP Rachmat dalam pidatonya.

Baca Juga: Kekayaan TP Rachmat Bertambah, Tahir Keluar dari peringkat 10 orang terkaya Indonesia

Terlepas dari berbagai keunggulan alam dan banyaknya jumlah penduduk, serta letak geografis yang strategis, terdapat satu aspek yang amat sangat penting.

Aspek yang akan menjadi faktor penentu dan pembeda. Aspek ini amat sering dibicarakan, tapi seringkali perwujudannya terkalahkan oleh aspek-aspek lain yang bersifat lebih mendesak.

Aspek ini, menurut TP Rachmat, juga amat sulit untuk disiapkan, karena sifatnya jangka panjang, perlu komitmen serta konsistensi lintas generasi - lintas pemerintahan, yang gigih dan pantang menyerah.

"Aspek itu adalah kualitas manusia. Kualitas manusialah yang akan menjadi penentu dan pembeda bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kebesaran bangsa," ujarnya.

Ia menyebut, banyak bangsa di dunia yang jumlah penduduknya sedikit, tidak memiliki sumber daya alam yang berlimpah, tidak memiliki posisi geografis yang menguntungkan. Namun bisa memberikan dampak yang besar bagi dunia.

Justru dengan sedikitnya jumlah penduduk, sumber daya alam, serta kondisi geografis yang kurang menguntungkan, bangsa-bangsa itu lebih cepat sampai pada kesimpulan dan keyakinan, bahwa sesungguhnya bukan sumber daya alam, jumlah penduduk, atau posisi geografis yang paling menentukan. Namun kualitas manusianya.

Bangsa-bangsa itu kemudian merumuskan prinsip dasar pendidikan, menempatkan talenta-telanta terbaik untuk mengelola pendidikan, mengalokasikan sumber dana yang besar, dan menetapkan kebijakan yang mendukung dan meningkatkan kualitas pendidikan.

"Semuanya itu, dilakukan dengan teguh, konsisten, all-out dari generasi ke generasi, walaupun pemerintahan silih berganti," ujar TP Rachmat.

Ia menekankan, pendidikan itu penting. Amat sangat penting. Bangsa dengan penduduk yang terdidik akan dapat melepaskan diri dari masalah-masalah dasar seperti kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan, kesenjangan, serta ketidaksetaraan.

Dengan pendidikan, bangsa bergerak maju, melepaskan diri dari berbagai keterbatasan serta belenggu yang menghambat kemajuan.

"Saya memiliki keyakinan bahwa pendidikan yang paripurna adalah pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, namun menanamkan pondasi yang kokoh dalam hal nasionalisme, spiritualitas, nilai-nilai inti, dan cara berpikir yang benar," tuturnya.

Menurutnya, bangsa membutuhkan kombinasi dari ke-lima unsur tersebut agar dapat terus tumbuh menuju kejayaan dan kemuliaannya.

Ilmu pengetahuan semata, bisa saja membawa bangsa pada kemajuan dan skala ekonomi yang mengagumkan. Namun tanpa nasionalisme, spiritualitas, nilai- nilai inti, serta cara berpikir yang benar, sebuah bangsa akan sulit mencapai peradaban yang jaya, mulia, dan langgeng.

"Pendidikan, menjadi kunci terjadinya Indonesia yang Raya, yang ada sampai seribu tahun lamanya," kata TP Rachmat.

Baca Juga: Geliat Taipan TP Rachmat Menyemarakkan Bursa Saham

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×