kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.739   21,00   0,13%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Tokoh lintas agama ikut unjuk rasa di Kedubes AS


Minggu, 30 September 2012 / 16:37 WIB
Tokoh lintas agama ikut unjuk rasa di Kedubes AS
ILUSTRASI. Anda bisa mengalami kelelahan hebat sebagai gejala Covid-19. Model : Handayani Reporter : Dini TRIBUN JATENG/Hermawan Handaka


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Tidak hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang ikut unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) hari ini (30/9). Aksi untuk mengecam film anti Islam itu juga diikuti oleh perwakilan unsur agama lain.

Terlihat di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) , Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, beberapa tokoh agama yang hadir. Salah satunya adalah Sabam Sirait dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan juga Slamet Effendi Yusuf yang merupakan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Di dalam sambutannya, Sabam mengecam tindakan Nokoula Basseley yang membuat film Innocence of Muslims yang dinilai sudah melecehkan umat Islam. "Saya turut mengutuk Basseley yang telah menghina Islam. Tindakan dia bukanlah cermin orang gereja yang baik," ujar Sabam dalam orasinya.

Sabam menuturkan, sebagai umat Kristiani, tindakan dari Basseley telah menyakiti perasaan dan keyakinan umat Islam. "Ini adalah penghinaan terhadap Islam yang didukung AS dan kekuatan lainnya di sana. Kita sebangsa se-Tanah Air, tidak boleh dijajah lagi oleh AS. Mari bersatu menolak AS," ujar Sabam.

Lebih lanjut, Sabam menyayangkan kenapa partai-partai lainnya tidak melakukan aksi serupa layaknya PKS. Selain Sabam, di dalam aksi unjuk rasa juga diikuti elemen masyarakat Buddha.

Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Indra mengatakan, pelibatan tokoh lintas agama ini adalah bukti bahwa penolakan film yang menghina Islam itu bukan saja dilakukan umat muslim.

"Ini menunjukkan kami bersatu bahwa film itu dinilai melecehkan tidak hanya oleh Islam tetapi juga agama-agama lainnya. Kami bersatu melawan penistaan agama ini," kata Indra di lokasi. (Sabrina Asril/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×