Reporter: Agus Triyono | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. TNI mencurigai rencana aksi unjuk rasa besar pada 2 Desember 2016 memiliki agenda besar, menggulingkan Presiden Joko Widodo / Jokowi. Panglima TNI, Gatot Nurmantyo mengatakan, saat ini sudah tidak ada alasan kuat yang dimiliki oleh pengunjuk rasa yang melaksanakan aksi pada 4 November lalu untuk kembali menjalankan aksinya.
Pasalnya, tuntutan pengunjuk rasa agar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diproses hukum atas dugaan penistaan agama yang dilakukannya, sudah dipenuhi polisi. Ahok pun, sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.
"Nah kalau ada demo lagi, itu tujuannya tidak lain, tidak bukan, pasti ingin gulingkan RI- 1," katanya di Kantor Kementerian Dalam Negeri Kamis (24/11).
TNI kata Gatot juga curiga, asing bermain dalam upaya penggulingan tersebut. Kecurigaan tersebut didasarkannya pada berita bohong soal pemukulan yang dilakukan oleh prajurit Kostrad terhadap Habib Rizieq, pentolan FPI yang ngotot agar Ahok diproses hukum atas dugaan penistaan agama yang dilakukannya.
Setelah ditelusuri, berita bohong tersebut ternyata datang dati dua sumber. Pertama, dari Australia. Sedangkan kedua, New Jersey, Amerika. Berita bohong tersebut, dicurigai disebarkan untuk memperkeruh suasana. "Itu bukti keterlibatan asing," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News