kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pengusaha ketar-ketir dengan demo 2 Desember


Senin, 21 November 2016 / 22:45 WIB
Pengusaha ketar-ketir dengan demo 2 Desember


Reporter: Agus Triyono | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Rencana aksi unjuk rasa 2 Desember mendatang membuat kalangan pengusaha ketar-ketir. Aksi ini merupakan buntut demo kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Gubernur DKI Jakarta non aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Ade Sudrajat, Ketua Asosiasasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan, rencana aksi tersebut bahkan telah membuat pengusaha memutuskan untuk keluar dari Jakarta untuk menghindari kemungkinan terburuk dari aksi tersebut.

Hal ini dilakukan karena pengusaha mulai mencium bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan 2 Desember mendatang, tujuannya sudah tidak hanya menuntut penegakan hukum terhadap dugaan penistaan agama, tapi untuk menggulingkan kekuasaan. "Sebagian besar pengusaha sudah beli tiket baik untuk tujuan domestik seperti; Bali, Sulawesi Utara, Singapura dan Malaysia," kata Ade kepada KONTAN Minggu (20/11) malam.

Sarman Simanjorang, Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) mengatakan, dirinya juga mendapatkan informasi mengenai rencana keluar Jakarta dari pengusaha tersebut. Namun, dia belum mengecek, apakah rencana eksodus tersebut berkaitan dengan ketakutan pengusaha atas rencana aksi unjuk rasa 2 Desember.

Apalagi, kata Sarman, Desember bertepatan dengan waktu orang berlibur. "Kami memang dengar info itu, tapi belum kami cek," ujar Sarman.

Atas masalah itulah, baik Sarman maupun Ade, meminta kepada para pengunjuk rasa untuk menghentikan aksi mereka, atau paling tidak melaksanakan aksi unjuk rasa bisa berjalan damai. Menurut mereka, sudah tidak ada alasan kuat untuk melaksanakan aksi unjuk rasa.

Apalagi, proses hukum terhadap Ahok sudah berjalan. Presiden Jokowi sementara itu meminta kepada masyarakat, termasuk pengusaha untuk tetap tenang. Pemerintah menjamin, aksi demonstrasi akan berjalan aman. "Tidak akan ada apa- apa, kemarin kapolri juga sudah memberikan jaminan keamanan," katanya.

Aksi unjuk rasa untuk menuntut proses hukum terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang telah ditetapkan jadi tersangka kasus penistaan agama dipercepat kembali muncul. Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan akhir pekan kemarin menyatakan, akan menggelar aksi unjuk rasa 2 Desember mendatang. Unjuk rasa dilakukan untuk menuntut Ahok segera ditahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×