kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkatkan hubungan dagang, Kadin lakukan misi bisnis ke-14 negara


Rabu, 04 September 2019 / 21:28 WIB
Tingkatkan hubungan dagang, Kadin lakukan misi bisnis ke-14 negara
ILUSTRASI. Shinta Kamdani


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka memperkuat hubungan perdagangan dan investasi dengan berbagai negara Eropa dan Amerika Serikat, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia akan menyelenggarakan misi bisnis ke 14 negara mulai September hingga Oktober 2019.

Nantinya, misi bisnis ke Eropa dilaksanakan mulai 13 September hingga 7 Oktober 2019 dengan mengunjungi Turki Bulgaria, Yunani, Serbia, Rumania, Belanda, Slovakia, Polandia, Swiss, Jerman, Italia, Inggris, Belgia dan Prancis.

Sementara, misi bisnis ke Amerika Serikat akan diadakan mulai 23 September hingga 9 Oktober dengan negara yang dikunjungi yakni New York, Washington, Atlanta dan Los Angeles.

"Kalau bicara pemilihan negaranya, memang kalau negara-negara besar itu banyak kesempatan. Tetapi, kita harus melihat bahwa banyak negara yang kurang dikenal dan diketahui, tetapi kesempatannya besar dan mereka perlu dikunjungi," tutur Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani, Rabu (4/9).

Baca Juga: Mantan Mendag harap RCEP bisa rampung

Shinta pun mengatakan, sudah terdapat industri-industri tertentu yang disasar oleh Kadin dalam misi bisnis yang dijalankan. Industri-industri tersebut pun tergantung dari negara yang dikunjungi.

Nantinya, Kadin akan fokus pada beberapa sektor seperti produk pertanian, industri kimia, industri pengemasan, industri makanan dan minuman, logistik, pembuatan kapal, operasi pelabuhan maritim, produk perikanan dan laut, mebel dan kerajinan tangan, tekstil dan pakaian jadi, peralatan kesehatan, pariwisata, pengelolaan air dan limbah, infrastruktur dan konstruksi, mesin dan otomotif, industri logam dan kedirgantaraan, ritel, pengembangan UKM, mode berkelanjutan, energi dan energi terbarukan, serta industri kreatif.

Meski begitu, Shinta mengakui misi bisnis ini pun dilakukan untuk melihat apakah sektor-sektor tersebut memang berpotensi untuk dikerjasamakan.




TERBARU

[X]
×