Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia tetap kuat pada Juni 2022. Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2022 yang sebesar 128,2.
Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 128,9 poin.
Meski IKK mengalami penurunan tipis, Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan bahwa indeks tersebut tetap berada pada level optimistis atau di atas 100.
Keyakinan konsumen yang tetap terjaga tersebut ditopang oleh menguatnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan terutama terhadap penghasilan dan lapangan kerja.
Baca Juga: Keyakinan Konsumen Menurun pada Maret 2022, Ini Prospek ke Depan
Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, mengatakan bahwa penurunan IKK pada Juni 2022 disebabkan adanya lonjakan inflasi pada Juni 2022. Pasalnya, inflasi pada Juni 2022 yang mencapai 4,35% year on year (yoy) menjadi inflasi yang tertinggi sejak Juni 2017.
Kala itu, inflasi berada di level 4,37%. Selain itu, inflasi tahunan ini juga sudah melampaui batas atas kisaran sasaran Bank Indonesia (BI) yang sebesar 4% yoy.
"Menurun karena ada inflasi. Pada Juni 2022, inflasi sudah di atas 4%," ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (8/7).
Namun Faisal mengatakan, optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat sejalan dengan terus membaiknya mobilitas masyarakat saat ini. Seperti yang diketahui, dengan kasus Covid-19 yang semakin terkendali, tren mobilitas masyarakat ikut meningkat. Alhasil, keyakinan konsumen tetap dapat terjaga.
Baca Juga: Hasil Survei BI: Rata-Rata Keyakinan Konsumen pada Kuartal I 2022 Turun
Meskipun demikian, Faisal mengingatkan ada beberapa hal perlu diantisipasi oleh konsumen yang dapat menahan membaiknya optimisme ke depan.
Pertama, angka kasus harian Covid-19 yang menunjukkan kenaikan. Hingga Kamis (7/7), ada penambahan 2.881 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Penambahan tersebut membuat jumlah kasus di Tanah Air sejak Maret 2020 berubah menjadi 6.103.552 kasus.
Faisa bilang, peningkatan kasus tersebut tidak akan terlalu berdampak kepada optimisme ke depan apabila program vaksinasi terus digencarkan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Turun, Keyakinan Konsumen Naik
"Kemungkinan dampaknya tidak besar karena vaksinasi tetap berjalan," jelasnya.
Kedua, hal yang harus diantisipasi oleh pemerintah adalah tingkat inflasi. Hal ini bercermin dari IKK Juni 2022 yang mengalami penurunan jika dibandingkan pada bulan sebelumnya. Menurutnya, apabila inflasi terus melonjak naik, dikhawatirkan akan mempengaruhi daya beli masyarakat.
"Yang kedua akan lebih besar jika inflasi terus meningkat karena akan mempengaruhi daya beli," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News