kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tersengat corona, PMI Manufaktur Indonesia bulan Mei terendah kedua sepanjang sejarah


Selasa, 02 Juni 2020 / 09:24 WIB
Tersengat corona, PMI Manufaktur Indonesia bulan Mei terendah kedua sepanjang sejarah
ILUSTRASI. Pekerja memproduksi sepatu untuk diekspor di Tangerang, Banten, Selasa (30/4/2019). Kementerian Perindustrian memproyeksi ekspor produk alas kaki dalam negeri pada tahun 2019 bisa mencapai 6,5 miliar US Dollar atau naik dari 5,11 miliar US Dollar pada 201


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

Dengan kondisi tersebut, akibatnya lapangan pekerjaan berkurang drastis di kisaran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini dikarenakan perusahaan mengurangi kapasitas, sejalan dengan berkurangnya permintaan.

Aktivitas pembelian juga terus menurun dengan tingkat penurunan tercepat kedua dan terparah sepanjang catatan survei. Sementara, stok pasca produksi menumpuk karena sejumlah industri menunjukkan bahwa barang, khususnya produk konsumer, banyak yang tidak terjual.

Baca Juga: Wall Street rebound setelah dibuka melemah berkat prospek pemulihan ekonomi

“Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di triwulan kedua, kemungkinan akan lebih buruk dibandingkan tiga bulan pertama pada awal tahun 2020. Hal ini menggambarkan banyaknya tindakan darurat yang diambil oleh pemerintah dalam melakukan pengendalian pandemi Covid-19," papar Bernard.

Survei IHS Markit menilai, berbagai tindakan pencegahan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah mengganggu rantai pasok. Proses pengiriman barang pun terganggu dengan waktu pengiriman yang semakin panjang dengan kisaran terlama sejak survei dimulai sembilan tahun lalu.

Secara garis besar, keterlambatan pengiriman ini disebabkan oleh inspeksi pabean yang semakin ketat, kurangnya material di tengah penutupan bisnis, serta adanya gangguan rute transportasi.

Baca Juga: Belanja warga Amerika anjlok tapi uang tabungan naik ke rekor tertinggi

Berkurangnya bahan baku dan lemahnya nilai tukar rupiah menyebabkan kenaikan biaya input pada bulan Mei. Akibatnya, harga rata-rata yang dikenakan para barang meningkat dikarenakan pelaku industri membebankan sebagian kenaikan biaya pada para pelanggannya.

“Dengan pertimbangan pemerintah untuk membuka kembali perekonomian secara bertahap mulai bulan Juni, PMI mungkin akan mulai naik pada bulan-bulan mendatang. Meskipun tentunya akan membutuhkan upaya yang lebih besar untuk memulihkan kerugian yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir," kata Bernard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×