Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus Covid-19 varian JN.1 di Indonesia menelan korban jiwa.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut terdapat dua kasus kematian karena terinfeksi Covid-19. Adapun salah satunya terpapar Covid-19 varian JN.1.
Nadia mengatakan, berdasarkan laporan verifikasi kasus kematian Covid-19 dari Labkesmas/BTKL Batam dua kasus kematian tersebut ialah pasien laki-laki usia 77 tahun yang terkonfirmasi positif omicron GE.1. Kemudian laki-laki usia 48 tahun yang terkonfirmasi positif BA.2.86.1.
Dimana varian BA.2.86.1 menurut kategori Badan Kesehatan Dunia (WHO) termasuk dalam sub lineage dari varian JN.1.
"BA.2.86.1 menurut kategori WHO termasuk JN.1. Jadi ada satu kematian JN.1," kata Nadia kepada wartawan, Selasa (26/12).
Baca Juga: Kemenkes Beberkan 8 Gejala Covid-19 Varian JN.1, Sudah Masuk Indonesia
Nadia menyebutkan, pasien yang meninggal tersebut merupakan pasien dengan riwayat penyakit komorbid. Selain itu pasien tersebut juga belum mendapatkan vaksinasi lengkap atau baru satu kali divaksin.
Menurutnya, pada pasien dengan komorbid dan vaksinasinya belum lengkap risiko kematian jika terpapar Covid-19 bisa meningkat.
"Ini pasiennya penyakit komorbid masuknya. Dirawat di ICU karena penyakit komorbid," lanjut Nadia.
Sebelumnya, Kemenkes mencatat sebaran Covid-19 varian JN.1 di Indonesia terus bertambah. Hingga 19 Desember 2023, jumlahnya mencapai 41 kasus.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan temuan kasus tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan Whole Genome Sequensing (WGS) terhadap 77 sampel atau 43% dari 453 kasus konfirmasi Covid-19 pada sepanjang November sampai awal Desember 2023.
“Hasil sequence kita terhadap JN.1 ini naik, tadinya hanya 1% di awal November menjadi 19% di minggu ketiga November, kemudian di awal Desember ini sudah 43%,” kata Budi dalam keterangan tertulis.
Adapun dari 41 kasus yang ditemukan, 5 kasus konfirmasi ditemukan pada 6-23 November 2023. Perinciannya, 2 kasus dari Jakarta Utara, 1 kasus dari Jakarta Selatan, 1 kasus dari Jakarta Timur, dan 1 kasus dari Batam.
Sementara itu, 36 kasus lainnya ditemukan dari pengambilan sampel yang dilakukan pada 1-12 Desember 2023. Perinciannya, 29 kasus ditemukan di Jakarta Selatan, 2 kasus dari Jakarta Timur, 2 kasus dari Jakarta Utara, dan 3 kasus dari Batam.
Budi mengatakan, mayoritas pasien atau sekitar 39% yang terkonfirmasi adalah tidak bergejala. Pada 14% pasien yang bergejala, mayoritas mengalami batuk, pilek, dan sakit tenggorokan.
Baca Juga: Covid-19 Varian JN.1 Sudah Masuk Indonesia, Cek 8 Gejalanya Menurut Kemenkes
Sementara, beberapa pasien menderita komorbid di antaranya penyakit jantung koroner (PJK), diabetes melitus (DM), hipertensi, gangguan pernapasan berat atau acute respiratory distress syndrome (ARDS), dan gangguan imunologi.
Dengan terus bertambahnya jumlah pasien positif, Budi mengimbau agar masyarakat secara disiplin melaksanakan protokol kesehatan guna memutus mata rantai penularan Covid-19 dan melengkapinya dengan menyegerakan vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) atau pos vaksinasi terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News