kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   16.000   0,83%
  • USD/IDR 16.139   0,00   0,00%
  • IDX 7.931   38,34   0,49%
  • KOMPAS100 1.118   1,09   0,10%
  • LQ45 827   -2,94   -0,35%
  • ISSI 267   3,46   1,32%
  • IDX30 427   -1,81   -0,42%
  • IDXHIDIV20 491   -1,62   -0,33%
  • IDX80 124   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 128   0,08   0,06%
  • IDXQ30 138   -0,34   -0,25%

Terbentuknya Sel Terorisme Tak Lepas dari Perang Afghanistan


Selasa, 23 Februari 2010 / 11:30 WIB


Sumber: kontan | Editor: Tri Adi

JAKARTA. Perang yang pecah antara Uni Soviet dan gerilyawan Afghanistan punya peranan dalam pembentukan sel terorisme di Indonesia. Sejumlah pentolan pelaku teror bom di negara kita pernah ikut ambil bagian dalam perang itu.

Pengakuan tersebut meluncur dari mulut Saefudin Zuhri alias Tsabit alias Abu Lubaba, terdakwa kasus terorisme, dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kemarin (22/2). "Saya bersama-sama Dulmatin (sekarang berada di Filipina) pergi ke Afghanistan. Saya cuma belajar, tidak ada yang lain," kata dia.

Saefudin Zuhri, yang didakwa lantaran menyembunyikan Noordin M. Top dan memasok bom serta senjata api untuk teroris lainnya, mengaku bertemu dengan pelaku teror bom lainnya di Afghanistan. Misalnya, Abu Dujana, Ali Imron, dan Nasir Abbas. "Mereka bertugas sebagai pengajar," ujar dia.

Nah, sel-sel terorisme tumbuh setelah para alumni Perang Afganistan tersebut bertemu di Palembang, tepatnya di rumah Ani Sugandi. "Di sana kami silaturahmi dan reuni mengingat kejadian di Afghanistan," ungkap Saepudin Zuhri, yang diancam pidana penjara maksimal selama 20 tahun.

Saepudin Zuhri didakwa juga karena mengajarkan cara merakit bom kepada teroris lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×