Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pergerakan inflasi nasional makin dikhawatirkan oleh Pemerintah, utamanya efek dari meningkatnya harga kebutuhan pokok masyarakat seperti cabai, bawang merah, dan daging ayam ras.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Pemerintah terus berupaya untuk mengendalikan inflasi agar tidak meningkat ke level yang lebih tinggi lagi. Ia bahkan menargetkan agar inflasi tahun ini bisa ditekan ke bawah 7%.
“Saat ini inflasi menjadi tantangan kita. Sekarang bagaimana kita hadapi inflasi ini agar bisa dimaintain di bawah 7%,” tutur Luhut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (30/8).
Adapun Ia menyebut, yang patut menjadi perhatian Pemerintah saat ini terkait inflasi pangan, yang menembus hingga 11,47% pada Juli 2022. Penyumbang terbesar inflasi tersebut berasal dari cabai merah, telur ayam ras dan daging ayam ras.
Baca Juga: Sinyal Harga BBM Naik Makin Kuat, Luhut Minta Kepala Daerah Saling Kerjasama
Menurut dia, untuk mengendalikan inflasi pada kelompok komoditas tersebut tidak perlu menggunakan cara yang rumit dan canggih.
Ia meminta kepada pemerintah daerah untuk mendorong masyarakatnya agar menanam kebutuhan pokok di rumah masing-masing. Misalnya seperti cabai merah, cabai rawit, tomat dan beternak ayam petelur dan daging ayam ras.
“Saya minta tadi teman-teman Gubernur, Pangdam, Kapolda kita, ini barang yang waktu saya komandan korem tahun 92-92 di Madiun saya pernah bikin dulu di Hidroponik supaya pangan jangan sampai waktu itu kurang. Maksud saya ayo sama-sama kita jaga inflasi,” ungkapnya.
Dengan kemandirian tersebut, Luhut berharap inflasi di setiap daerah dapat terjaga. Selain itu, masyarakat juga menjadi lebih hemat karena bisa menghasilkan sendiri bahan-bahan pokok yang dibutuhkan.
Baca Juga: Luhut: Mungkin Minggu Depan Presiden Akan Mengumumkan Soal Kenaikan Harga BBM
Menurut Luhut, saat ini di wilayah Sumatra, kota yang mengalami inflasi paling tinggi adalah Jami yang sebesar 6,96%. Kondisi ini terjadi akibat inflasi cabai merah yang mencapai 2,02 persen, bawang merah 0,46%, angkutan udara 0,60% hingga bahan bakar rumah tangga (LPG) 0,48%.
Tidak hanya itu, 20 kota lainnya di Sumatra juga mengalami inflasi tinggi juga dikarenakan komoditas cabai merah yang harganya meningkat pada periode Januari hingga Juli 2022.
Untuk itu, Luhut meminta agar pemerintah daerah dapat mendorong masyarakat menanam cabai sendiri dan menggunakan dana desa untuk mengendalikan inflasi dari bahan pangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News