kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Luhut: Mungkin Minggu Depan Presiden Akan Mengumumkan Soal Kenaikan Harga BBM


Jumat, 19 Agustus 2022 / 14:29 WIB
Luhut: Mungkin Minggu Depan Presiden Akan Mengumumkan Soal Kenaikan Harga BBM
ILUSTRASI. Indonesia mungkin akan menaikkan harga bahan bakar minggu depan. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.


Sumber: Channelnewsasia.com,Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Indonesia akan mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minggu depan untuk mengurangi pengeluaran untuk subsidi energi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengatakan pada hari Jumat.

Ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu telah melipatgandakan anggaran subsidi energi 2022 menjadi Rp 502 triliun (US$ 33,82 miliar) di tengah kenaikan harga minyak dan depresiasi rupiah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan awal pekan ini bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk menaikkan harga, setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan lebih banyak anggaran yang kemungkinan akan dibutuhkan jika harga bahan bakar dipertahankan tidak berubah hingga akhir tahun.

Baca Juga: Pertamina Angkat Bicara Soal Isu Kenaikan Harga Pertalite sebesar Rp 2.350

"Mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan soal kenaikan harga (BBM)," katanya dalam kuliah umum di sebuah universitas di kota Makassar, Sulawesi Selatan, seraya menambahkan bahwa kementeriannya telah mengembangkan langkah untuk mengatasi dampak inflasi.

Inflasi Indonesia mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun sebesar 4,94 persen di bulan Juli karena kenaikan harga pangan. Presiden telah mengatakan bahwa jika pemerintah tidak mempertahankan harga bahan bakar dan beberapa tarif listrik tidak berubah, inflasi mungkin akan melonjak lebih tinggi.

Baca Juga: Kenaikan BBM Subsidi Dapat Menekan Kinerja Emiten

Orang Indonesia saat ini membayar Rp 7.650 per liter (sekitar 52 sen AS) untuk bensin bersubsidi, yang menurut pihak berwenang sekitar 40 persen di bawah perkiraan harga pasar, sedangkan solar bersubsidi dijual dengan harga Rp 5.150 per liter (sekitar 35 sen AS), kurang dari satu sepertiga dari harga pasar.

Bank Indonesia akan meninjau kebijakan moneternya pada hari Senin dan Selasa dan gubernurnya mengatakan bahwa subsidi yang besar telah memberi ruang bagi bank sentral untuk tidak terburu-buru melakukan pengetatan moneter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×